Jakarta, Gempita co – Kebangkitan Asia sebagai kekuatan ekonomi global kian tak terhindarkan.
Mengutip laporan statista, yang merangkum data dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Minggu (24/10/2021), empat negara Asia akan mendominasi lima peringkat teratas kekuatan ekonomi global.
Data ini mengacu pada prediksi besaran Gross Domestic Product (GDP) tiap-tiap negara. Diketahui, sebelumnya Amerika Serikat (AS) memimpin daftar tersebut sejak 1992 hingga 2008.
Namun, di 2024, posisi teratas diprediksi akan digantikan China, sementara AS turun satu level ke posisi dua.
Pada infografis yang tercantum dengan judul “Continental Shift: the World’s Biggest Economies Over Time”, terdapat sekitar 11 nama negara dari empat benua. Diantaranya benua Amerika ada Amerika Serikat dan Brazil.
Benua Asia diwakili Jepang, China, India, dan Indonesia. Serta benua Eropa mencakup Jerman, Italia, Perancis, Inggris Raya. Selain itu juga memuat Rusia.
Terlihat perpindahan yang cukup berarti antara tahun 1992 ke 2008. China yang tadinya di posisi kelima, naik ke posisi kedua di tahun 2008. Sementara India juga dari posisi kedelapan naik menempati posisi empat.
Sementara Jerman dan Italia terlihat turun cukup drastis. Jerman dari posisi ketiga turun ke posisi enam, sementara Italia turun empat tingkat jadi posisi 10.
“Pertumbuhan ekonomi China dan India telah curam sejak tahun 1990-an, sementara Indonesia bahkan baru-baru ini masuk dalam 10 besar ekonomi terbesar di dunia dan diperkirakan akan mencapai peringkat 5 pada tahun 2024. Jepang, ekonomi yang mapan, diperkirakan akan bertahan. Menjadi peringkat 4 pada tahun 2024, sedangkan Rusia akan naik ke peringkat 6,” tulis laporan tersebut, dikutip Minggu (24/10/2021).
Pada prediksi tahun 2024 mendatang ekonomi dunia akan dipimpin China, diikuti Amerika Serikat, India, Jepang, dan Indonesia di peringkat kelima dunia.
Laporan itu menyebut negara di Asia yang sedang berkembang jadi salah satu alasan pergeseran benua mengacu pada GDP.
“Indonesia, bersama dengan Filipina dan Malaysia, diperkirakan akan meningkatkan angkatan kerja mereka secara signifikan di tahun-tahun mendatang, berkontribusi pada peningkatan pendapatan rata-rata, menurut Forum Ekonomi Dunia,” tulis laporan tersebut.
Bukan tanpa masalah, pertumbuhan ekonomi yang signifikan juga menyertakan berbagai masalah yang mengikuti.
Misalnya, menurut laporan itu, adanya kesenjangan yang tumbuh dengan cepat antara pendapatan pedesaan dan perkotaan, degradasi lingkungan dan tantangan baru bagi tata kelola dan institusi, menurut Food Agriculture Organization (FAO).
Sementara itu mengacu data IMF per Maret 2021 yang dikutip dari knoema, saat ini Indonesia berada pada posisi ketujuh dunia dengan besaran GDP.
Pada 2021, menurut data tersebut, Indonesia tercatat memiliki USD3.609,7 miliar. Kemudian diprediksi pada 2022 mencatatkan USD3.868,4 miliar, pada 2023 sebesar USD4.143,5 miliar, serta pada 2024 sebesar USD4.436,7 miliar.
Dengan demikian, besaran pertumbuhan ekonomi pada 2022 hingga 2024 berkisar antara 5,3-5,1 persen.
Sumber: ATN