Covid-19 Kembali Membludak, Euro 2020 Terancam Dihentikan

Gempita.co – Dampak korban Covid-19 semakin meluas setelah digelarnya Euro 2020. Mungkinkah Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA bakal mendadak menghentikan secara paksa di tengah kompetisi?

Berbagai negara sudah mengonfirmasi jika banyak masyarakat mereka terpapar virus corona atau covid-19 usai pulang dari menyaksikan pertandingan Euro 2020 untuk mendukung tim kesayangan mereka.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Situasi tersebut jelas membuat Euro 2020 bisa terancam dihentikan secara mendadak apalagi jika jumlah korban positif Covid-19 terus bertambah.

Jika korban Covid-19 terus bertambah sejak dimulainya babak perempatfinal yang digelar pekan ini, bukan tak mungkin Euro 2020 terancam dihentikan secara paksa.

Permintaan diberhentikan secara paksa ini tentu saja bisa berasal dari pejabat dan pemerintah dari negara peserta yang pastinya tak ingin masyarakatnya pulang membawa virus corona atau covid-19 saat pulang menonton pertandingan Euro 2020.

Tim medis dari Euro 2020 pun mengakui, jika kompetisi Euro 2020 bisa menambah jumlah korban Covid-19.

Namun, pihak medis Euro 2020 tetap berusaha meyakinkan jika timnya tetap bisa memberikan yang terbaik, berupa vaksinasi dan protokol kesehatan yang ditetapkan, serta berharap pemerintah setempat melakukan aturan pembatasan pertemuan atau di Indonesia biasa dikenal dengan nama PSBB (Pembatasan Skala Besar-besaran).

Fans Skotlandia di Wembley, Inggris menjadi korban Covid-19 terbanyak saat menyaksikan laga Euro 2020.

“Beberapa peningkatan jumlah kasus bukan hanya karena adanya pertandingan sepak bola, tetapi semua pertandingan olahraga yang sekarang sudah dapat izin. Ditambah dengan adanya sejumlah pertemuan dan acara tertentu yang akhirnya menambah jumlah kasus,” tandas Dr. Daniel Koch, penasihat medis Euro 2020 dilansir SportsMail.

“Kampanye vaksinasi ke masyarakat dan penonton sudah dilakukan secara intensif dan sudah dikerahkan ke seluruh Eropa. Aturan untuk mengontrol pembatasan pertemuan juga bisa membantu untuk tidak menambah gelombang baru seperti yang terjadi sebelumnya,” sambungnya.

Denmark

Pemerintah di Kota Copenhagen, Denmark mengatakan jika ada sekitar 29 kawasan setempat terinfeksi Covid-19.

Terakhir, negara Skotlandia dilaporkan lebih dari 2.000 orang terpapar covid-19 usai para pendukungnya pulang setelah mendukung timnas kesayangannya di Euro 2020.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan di Skotlandia yang bernama Public Health Scotland (PHS) menyatakan jika masyarakat mereka ada yang terpapar covid-19 lebih dari 1.991 orang yang pulang dari Euro 2020 di sekitar tanggal 11 dan 28 Juni 2021.

Selama periode itu, jumlah pengidap covid-19 di Skotlandia dilaporkan ada sekitar 1.294 orang tambahan yang juga tertular dan terus bertambah sekitar dua per tiga kasus di setiap harinya.

Baru-baru ini, Menteri Dalam Negeri Jerman, yakni Horst Seehofer mengkritik pihak penyelenggara Euro 2020 yang menggelar pertandingan babak 16 besar antara negaranya melawan tuan rumah Inggris di Stadion Wembley.

42.000 orang

Dalam pertandingan itu, kabarnya lebih dari 42.000 orang diizinkan untuk masuk ke tribun penonton stadion dan mengkritik kebijakan panitia Euro 2020 serta UEFA yang membiarkan 60.000 penonton untuk bisa hadir di laga semifinal dan final yang digelar di stadion tersebut.

Seminggu sebelumnya, Perdana Menteri Italia, Mario Draghi juga mempertanyakan kebijakan pihak Euro 2020 serta UEFA yang tetap ngotot untuk menggelar laga semifinal dan final di Stadion Wembley.

Mario Draghi pun menyarankan agar lebih aman dan tidak menambah jumlah covid-19, laga semifinal dan final bisa dipindahkan ke negaranya di Stadion Olimpico, Roma yang saat ini kondisinya masih aman dibandingkan Inggris.

Sebelumnya ada saran yang mengatakan laga semifinal dan final Euro 2020 dipindahkan ke Stadion Budapest, Hungaria, namun UEFA menolaknya.

Perdana Menteri Inggris

Ditambah adanya dukungan dari pemerintah setempat di Inggris, yaitu juru bicara perdana menteri Inggris mengatakan bakal menutup sejumlah pertokoan atau pertemuan organisasi, termasuk kafe-kafe, agar bisa tetap menghidupkan Euro 2020.

Meski mendapat saran untuk dipindahkan, UEFA tetap memegang teguh pada pendiriannya untuk tetap menggelar semi final dan final Euro 2020 di Stadion Wembley, termasuk semua pertandingan dari babak perempat final.

“Semua sisa pertandingan Euro 2020 akan berjalan sesuai dengan jadwal pertandingan seperti yang sudah direncanakan,” jelas UEFA.

“Langkah-langkah mitigasi (dampak pengurangan bencana) yang diterapkan di setiap tempat penyelenggara Euro 2020 sepenuhnya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah kesehatan masyarakat setempat yang terpercaya,” tambahnya.

“Keputusan akhir mengenai jumlah penonton yang menghadiri pertandingan dan persyaratan masuk ke salah satu negara tuan rumah dan stadion tuan rumah berada di bawah tanggung jawab pemerintah yang kompeten, dan UEFA secara ketat mengikuti tindakan tersebut,” tutup UEFA.

Dengan demikian, Euro 2020 masih tetap dijalankan namun masih tetap terancam dihentikan jika jumlah korban Covid-19 kian bertambah banyak. Tentunya, pencinta sepak bola berharap agar hal ini tidak terjadi, jumlah korban covid-19 berkurang dan jumlah yang sembuh dari covid-19 bertambah dari dunia.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali