Jakarta, Gempita co – Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tanggal 11 Januari-25 Januari, dinilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak efektif, karena mobilitas Covid-19 masih naik.
“Kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif. Mobilitas masih tinggi karena index mobility-nya ada. Di beberapa provinsi, COVID-nya masih naik,” kata Jokowi saat evaluasi di Istana Bogor pada Jumat (29/1), dalam video pembukaan rapat yang baru diunggah pada Minggu (31/1/2021).
Dikatakan selama Januari 2021, penambahan harian kasus Corona 5 kali pecah rekor. Kasus kumulatif Corona juga tembus 1 juta.
Jokowi lalu memberikan arahan kepada jajarannya:
1. Minta Libatkan Pakar Epidemiologi
Saat rapat, Jokowi meminta Menko mengajak sebanyak-banyaknya pakar epidemiologi untuk membuat desain kebijakan PPKM yang komprehensif. Dalam rapat itu, Menko yang hadir adalah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. “Saya ingin menko ajak sebanyak-banyaknya pakar epidemiologi, sehingga dalam mendesain kebijakan itu betul-betul bisa lebih komprehensif,” kata Jokowi. Seperti diketahui, Luhut merupakan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
2. Minta Jajaran Turun ke Lapangan
Jokowi mengatakan implementasi PPKM saat ini tidak tegas dan tidak konsisten. Esensi PPKM yaitu membatasi mobilitas masyarakat justru tidak terlihat. “Sebetulnya esensi PPKM ini kan membatasi mobilitas, namanya saja kan pembatasan kegiatan masyarakat. Tetapi yang saya lihat, di implementasinya ini kita tidak tegas dan tidak konsisten. Ini hanya masalah implementasi,” ungkapnya.
Jokowi meminta jajarannya turun langsung ke lapangan. Dia ingin masyarakat paham betul soal 3M. “Sehingga saya minta betul-betul turun ke lapangan, ada di lapangan, tapi juga siap dengan cara-cara yang lebih praktis dan sederhana agar masyarakat tahu apa 3M itu,” sambung Presiden Jokowi.
3. Minta Siapkan Masker Sesuai Standar
Presiden Jokowi juga menyoroti soal penggunaan masker. Masyarakat harus menggunakan masker sesuai standar dan cara pakai yang benar. “Siapin juga masker yang memiliki standar-standar yang bener. Sehingga masyarakat yang nggak pakai langsung diberi, pakai, diberi tahu,” ucap Jokowi.
Cara-cara ini, kata Jokowi, memang sederhana. Namun, langkah ini perlu diimplementasikan langsung di lapangan. “Ini harus kerja sesimpel mungkin, sesederhana mungkin, tapi ada di lapangan,” katanya.
4. Kepung Februari dengan Vaksinasi
Presiden Jokowi meminta jajarannya menggencarkan vaksinasi Corona di bulan Februari ini. “Kita harapkan di Februari ini kita kepung dengan vaksinasi,” ucap Jokowi. Dia juga menyoroti dampak PPKM terhadap ekonomi. Hasilnya, ekonomi turun saat PPKM, tapi kasus Corona malah naik.
“Ada PPKM, ekonomi turun. Sebenarnya nggak apa-apa, asal Covid-nya juga turun. Tapi ini ndak,” katanya. “Menurut saya, coba dilihat lagi, ini betul-betul dikalkulasi, betul-betul dihitung, agar kita mendapat sebuah formula…. Memang formula standar itu nggak ada, negara lain juga nggak ada, yang bener yang mana juga nggak ada, lockdown kan eksponensial juga,” sambung Jokowi.
5. Ajak Tokoh Agama
Jokowi meminta jajarannya merumuskan implementasi langkah di lapangan untuk menekan penularan Corona. Salah satunya dengan melibatkan tokoh agama.
“Implementasi di lapangannya seperti apa. Mungkin di nanti Kementerian Agama melibatkan tokoh-tokoh agamanya seperti apa, TNI seperti apa, dan Polri seperti apa. Dan Pak Menko nanti yang mungkin bisa men-drive agar lapangannya bisa terjadi,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, ketidaktegasan dan ketidakkonsistenan menjadi akar masalah tidak efektifnya PPKM. Karena itulah, dia meminta seluruh jajarannya turun ke lapangan menyosialisasikan protokol kesehatan dan menegakkan implementasi PPKM.