Jakarta, Gempita.co – Lembaga think-tank Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Indonesia, bekerja sama dengan Taipei Economic and Trade Office in Indonesia (TETO) mengadakan seminar internasional di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Seminar yang berlangsung secara hybrid ini membahas isu-isu penting di ASEAN pasca KTT ASEAN 2023 yang dipimpin oleh Indonesia.
Penasihat Senior CSEAS Dr. Dipo Alam mengatakan, dunia politik sebenarnya memiliki banyak wajah. Hanya saja imajinasi tentang politik beberapa tahun ini mungkin buruk, sehingga hanya membayangkan perang dagang dan perang militer saat berdiskusi.
“Saatnya imajinasi kita diperkaya kembali. Bukan hanya ASEAN yang memerlukan imajinasi seperti ini, tetapi semua negara memerlukannya,” ujar Dipo Alam.
Sementara itu dalam sambutan pembuka, Wakil Representative TETO, Steve Chen, menyoroti hubungan erat ASEAN-Taiwan, termasuk fakta bahwa Taiwan merupakan rumah bagi sekitar satu juta warga negara ASEAN dan 400.000 di antaranya adalah warga negara Indonesia.
Chen mengatakan, fokus dunia saat ini sangat tertuju pada masalah keamanan global dan ketegangan geopolitik, seperti perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah, dan ketegangan di Selat Taiwan.
Di antara isu-isu tersebut, Chen dalam seminar tersebut menekankan bahwa Taiwan terus-menerus menghadapi ancaman keamanan selama lebih dari 70 tahun. Melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara sepemikiran telah menjadikan Taiwan tangguh seperti sekarang ini.
Seminar ini terdiri dari tiga sesi dengan topik mengenai ASEAN dan kawasan, yaitu integrasi ekonomi regional di ASEAN, hubungan masa depan antara ASEAN dan Taiwan, dan tantangan keamanan regional di ASEAN.
Adapun tujuan dari seminar ini adalah agar para peserta dapat berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menemukan solusi yang layak terhadap tantangan-tantangan bersama di ASEAN dan kawasan.
Seminar internasional ini dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang berasal dari kedutaan dan kantor perwakilan misi luar negeri di Jakarta, pemerintah Indonesia, LSM, universitas, dan media.
Pembicara dan moderator dalam seminar ini merupakan para pakar dari berbagai institusi ternama dunia di Indonesia, Taiwan, Australia dan Singapura.(PR)