Nantinya para mantan atlet mendapat kesempatan berupa pelatihan sesuai dengan minat mereka agar kehidupannya menjadi lebih baik.
Selain ada juga bantuan advokasi jika ada atlet atau mantan atlet terkait dengan masalah hukum.
“Mereka yang antusias menggeluti bisnis selain diberikan pelatihan juga solusi dalam mencari modal usaha atau seperti di Bengkulu mereka diberikan lahan sawit untuk digarap yang hasilnya nantinya menguntungkan bagi para mantan atlet yang menjadi anggota yayasan,” kata Ketua Umum Bapensi, Dedy Ermansyah yang juga mantan pesepakbola dari PS Bengkulu yang pernah bergabung di Tim Nasional Garuda seangkatan dengan Rocky Putiray dan Nuralim itu di Senayan Jakarta, Minggu (18/10/2020).
Saat deklarasi Bapensi, diakui banyak pengusaha daerah yang peduli akan nasib atlet. Ia optimistis dengan berdirinya Bapensi, Pemerintah melalui BUMN atau BUMD di daerah bisa mengucurkan dana CSR nya untuk membantu nasib para mantan atlet ini.
Salah satu anggota dewan pembina, H Mahfudin Nigara mengatakan selama ini banyak atlet yg dahulunya sukses saat menjadi atlet aktif.
Namun saat pensiun, kehidupannya sangat kurus karena salah mengelola keuangan yang berasal dari bonus-bonusnya selama ini dan pola konsumtif.
Oleh karena itu Bapensi langsung bergerak dengan menyantuni keluarga almarhum mantan pelari jarak jauh nasional Eduardus Nabunome yang baru saja meninggal dunia karena sakit.
“Untuk itu perlu ada pelatihan mengelola keuangan dan keterampilan lainnya baik bagi atlet aktif, yang menjelang pensiun maupun yang sudah mantan atlet. Saya cukup prihatin dengan nasib yang dialami oleh Almarhum Eduardus Nabunome dan para mantan atlet lainnya yang nasibnya kini sangat memprihatinkan,” jelasnya.
“Yang krusial adalah seharusnya di UU No 3 Sistem Keolahragaan Nasional, seharusnya diselipkan selain olahraga, Sosial Budaya dan Pendidikan melalui bantuan CSR bagi para mantan atlet,” ujar dia.
Berdirinya Bapensi mendapat apresiasi dari para mantan atlet seperti Ferry Pantauw, Lamting, dan Nurfitriyana, Wailan Walalangi, David Sulaksmono, dan Rully Nere yang hadir dalam deklarasi itu. Menurut mereka, organisasi ini juga bisa memotivasi para atlet saat ini agar lebih berprestasi karena mereka tidak khawatir lagi akan masa depannya kelak.
“Niat tulus ini harus kita dukung, kapan lagi kita berbuat untuk para mantan atlet yang telah mengibarkan Merah-Putih di percaturan olahraga international dan berdirinya wadah ini dapat memacu motivasi para junior kita saat ini untuk lebih berprestasi dan tidak khawatir akan masa depannya kelak,” ucap Sekjen Bapensi, Joni Adi.
Sederet nama yang menjadi dewan pembina Bapensi diantaranya mantan pecatur nasional GM Utut Adianto dan mantan pelari nasional, Emma Tahapary.
Menurut Sekjen Bapensi Joni Adi SH MA pendirian wadah bagi para atlet dan mantan atlet itu dilatar-belakangi keprihatinan akan nasib para mantan atlet yang telah mengharumkan nama Bangsa dan Negara namun hidupnya terkatung-katung.
“Awalnya kebetulan kami dari Bengkulu, ada mantan atlet nasional yang pernah ikut Pelatnas SEA Games, Suratun yang dari 2008 hingga kini masih menjadi honorer di Pemda Bengkulu, tiap tahun ia harus memperpanjang kontraknya, bahkan honor yang ia terima dibawah UMR yakni, Rp 1,3 juta perbulan sangat miris sekali. Ia bahkan, hampir saja diputus kontraknya dan akhirnya kami berjuang untuk mempertahankan status pekerjaannya itu,” ungkap Joni Adi.
Dikatakan, upaya lainnya yang telah dijalankan oleh Bapensi adalah bekerjasama dengan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit di Bengkulu untuk menghibahkan lahan seluas 50 hektare kepada yayasan atlet di Bengkulu melalui program CSR mereka dan nantinya hasil dari 50 hektare lahan sawit itu dibagi dua dengan yayasan.