Jakarta, Gempita.co – Kain Ulos merupakan salah satu kekayaan terbaik Wastra Indonesia dari Sumatera Utara yang secara turun-temurun telah dirawat orang Batak. Pelestarian Kain Ulos selaras dengan program lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang mendukung sektor ekonomi kreatif, terutama pengrajin Ulos.
Hal itu dikatakan Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Suzana Teten Masduki, pada acara “Ngobrol tentang Kain Ulos” di Galeri Provinsi Sumatera Utara, Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu (20/2).
“Ulos memiliki makna budaya yang besar bagi orang Batak yang telah merawat adat istiadat penggunaan Ulos. Dan bagi masyarakat Indonesia, Ulos adalah hasil karya seni yang perlu kita dukung pelestariannya,” ujar Suzana.
Menurutnya, Kain Ulos memiliki makna kekeluargaan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain terutama orang terdekat. Makna kekeluargaan Kain Ulos dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat apalagi dalam masa pandemi ini untuk saling jaga kesehatan, jaga jarak, menggunakan masker, dan rajin cuci tangan.
Suzana menambahkan, Dekranas sudah mendesain program untuk membantu para pelaku UMKM bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi. Program pertama adalah yang berkenaan dengan pelatihan. Meliputi pelatihan kewirausahaan, peningkatan peran UMKM dalam pengadaan barang/Jasa pemerintah, General Business Plan, Marketplace, produk dan jasa Bank, hingga success story dan ekonomi kreatif.
“Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan dan menyelaraskan dengan strategi penguatan lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang digagas pemerintah. Tentunya, dilaksanakan dengan sepenuhnya patuh pada protokol kesehatan,” kata Suzana pula.
Kelima Destinasi Wisata Super Prioritas tersebut adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulawesi Utara), dan Borobudur (Jawa Tengah).
Pelatihan sudah dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo), dan Kabupaten Minahasa Utara (Likupang).
Program kedua yang telah diselenggarakan Dekranas adalah Cerita Wastra, yaitu lomba foto dan narasi Wastra Indonesia melalui media sosial (Instagram).
“Kegiatan ini diikuti lebih dari 1.600 peserta dari seluruh Indonesia, serta memperebutkan total hadiah uang tunai senilai Rp20,5 juta,” tukas Suzana.
Program 2021
Dalam kesempatan itu, Suzana juga mengungkapkan bahwa tahun ini Dekranas akan lebih fokus pada perumusan program dan aktivasi kegiatan pada penguatan program-program yang telah dilaksanakan pada 2020. Program pelatihan dan vokasi sebagai rangkaian pelatihan kewirausahaan dan manajemen usaha UMKM akan diperkuat.
“Kegiatan ini digelar dengan tujuan meningkatnya kualitas SDM UMKM yang akan menopang kawasan Destinasi Wisata Super Prioritas,” imbuh Suzana.
Bentuk kegiatan antara lain meliputi rangkaian pelatihan SDM UMKM penunjang daerah pariwisata untuk mengembangkan kreativitas produk dan tata kelola usaha.
Selain itu, pelaksanaan program Cerita Wastra 2021 akan diperluas dengan kompetisi Cerita Wastra tingkat provinsi (Dekranasda) dan pembuatan film dokumenter pengrajin Wastra khususnya di daerah destinasi super prioritas.
“Program ini telah kami sinergikan dengan Dekranasda di 34 provinsi di Indonesia untuk dapat melakukan kompetisi Cerita Wastra pada tingkat provinsi,” tandas Suzana.
Dekranas bekerja sama dengan instansi lainnya antara lain dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama untuk aspek sejarah dan budaya dari Wastra masing-masing daerah.
“Sehingga, kita bukan hanya membantu para pengrajin, melainkan juga melestarikan budaya Nusantara. Website sebagai platform agar masyarakat luas dapat mengakses informasi mengenai Wastra Nusantara, juga sedang dalam proses dan akan segera diluncurkan,” pungkas Suzana.