Gempita.co – Demo Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua di Kantor DPRD Nabire menolak rencana pembentukan daerah otonomi baru (DOP), Kamis (31/3) kemarin, berujung ricuh.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhri mengatakan bentrok dipicu penusukan polisi yang mengawal massa.
“Ada yang hendak menikam seorang anggota polisi yang melakukan negosiasi dengan massa,” ujar Fakhri, Jumat (1/4).
Polisi membubarkan massa yang brutal dengan tembakan peringatkan, sedangkan massa melempari polisi dengan batu dan kayu. Fakhri memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Dalam peristiwa itu, 5 polisi dan 2 warga terluka serta 11 orang diamankan karena diduga memprovokasi tindak anarkis terhadap aparat keamanan di depan Pasar Karang, Kelurahan Pasar Karang, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire. Namun, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, dua warga yang menjadi korban amukan massa adalah tukang ojek berinisial U (40) yang mengalami luka di bagian kepala belakang. Kemudian, PIS (32) luka robek di bagian belakang dan mendapat 5 jahitan.
Barang bukti yang diamankan berupa pamfet berisi tuntutan massa, juga 15 batu yang dilemparkan kepada anggota kepolisian. Namun, kondisi Kamtibmas di Nabire sudah berangsur membaik.
Dalam aksi menolak rencana pembentukan DOB dan Otonomi Khusus Jilid II itu massa meminta elite politik stop mengatasnamakan rakyat. Mereka juga menyerukan DPRD Nabire membentuk Panitia Khusus (Pansus) Penolakan Rencana Pemekaran Daerah Otonomi Baru.
Sumber: berbagai sumber