Gempita.co-Keputusan pengunduran diri Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malayisa, Senin (24/2/2020), sangat mengejutkan. Pasalya, Mahathir menegaskan bahwa dirinya tak akan mundur setidaknya sampai pelaksanaan KTT APEC pada Novomber 2020 yang berlangsung di Malaysia.
Menurut sumber dilansir Gempita.co dari The Straits Times, langkah ini kemungkinan akan disusul oleh deklarasi dukungan agar pria 94 tahun itu terus berkuasa sampai akhir periode.
Berdasarkan sumber lainnya, di Pakatan Harapan, para politisi telah menemui Raja dan menyiapkan dokumen soal pembentukan koalisi baru yang disebut dengan Aliansi Nasional, namun ditunda disebabkan oleh negosiasi yang belum selesai.
Sementara itu, Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim, mengalami perpecahan. Ada 11 anggota parlemen Dewan Rakyat dari PKR yang mengumumkan keluar untuk membentuk bolk independen. Dengan demikian PKR akan kehilangan kursi signifikan dari total 50.
Menanggapi hal itu, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengaku sudah meminta Mahathir Mohamad agar tak mundur sebagai perdana menteri Malaysia saat bertemu pada Senin (24/2/2020) pagi.
Atas nama PKR dan koalisi Pakatan Harapan, Anwar meminta Mahathir tetap di posisi, namun permintaan itu ditolak.
“Saya meminta kepadanya atas nama Keadilan dan Pakatan, bahwa pengkhianatan ini dapat diatasi bersama, tapi tentu saja dia memiliki pikiran berbeda. Dia pikir seharusnya tidak diperlakukan seperti itu,” kata Anwar, dikutip dari The Star.
Ia menegaskan Mahathir tak bisa disalahkan memilih untuk mundur karena kekisruhan politik yang dibuat para anggota koalisi yang berkhianat.