Dongkrak Ekonomi, 500 Ribu Bibit Mangove Disalurkan untuk Sumenep

Jakarta, Gempita.co – Selain penanaman mangrove, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) tengah menggencarkan pembibitan mangrove sebagai upaya pemulihan ekosistem dan ekonomi masyarakat pesisir.

Bersama Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kec. Saronggi Kab. Sumenep, KKP melakukan sosialisasi pembibitan mangrove di Desa Kebundadap Timur, Kab. Sumenep sekaligus memberikan bantuan 500 ribu bibit mangrove pada Kamis (12/11) lalu.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe mengatakan kegiatan yang dilakukan ini adalah upaya pemulihan ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan dan penyadartahuan kepada masyarakat pesisir tentang pentingnya menjaga dan melindungi kawasan pesisir. Selain itu juga sebagai stimulus ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tujuan program ini selain untuk merehabilitasi kawasan ekosisitem pesisir, juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Sumenep selaku penerima bantuan pembibitan mangrove. Saya sangat berharap program ini dapat dimanfaatkan danterus dikembangkan,” ujar Tebe dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (18/11/2020).

Tebe menjelaskan sejak tahun 2000, KKP telah melakukan penanaman mangrove dengan total jumlah bibit 14.953.500 batang pada lahan seluas 1.500 hektare sebagai upaya untuk meningkatkan luasan tutupan mangrove nasional sekaligus merehabilitasi ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan.

“Tahun ini, KKP menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya rehabilitasi kawasan mangrove di 12 lokasi. Ada 4 kegiatan, yaitu penanaman mangrove, nursery mangrove, pembuatan treking mangrove, dan pelatihan produk olahan,” ujar Tebe.

Pembibitan Mangrove

Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K), Muhammad Yusuf menerangkan bahwa pembibitan mangrove dapat dilakukan dengan cara alami maupun buatan. Menurutnya, pembibitan dengan cara alami terjadi jika biji/buah jatuh dan tumbuh dengan sendirinya pada substrat. Sedangkan pembibitan buatan dilakukan oleh manusia dengan cara pembibitan dan penanaman kembali bibit yang telah tumbuh pada habitat alaminya.

“Oleh sebab itu nursery mangrove sangat diperlukan untuk membibitkan biji/buah mangrove agar siap ditanam di lapangan,” terang Yusuf.

Di lokasi kegiatan Ketua Pokmaswas Kec. Saronggi Kab. Sumenep Maskur sangat menyambut baik kegiatan sosialisasi yang bermanfaat untuk masyarakat setempat.

“Terima kasih, kami dapat bantuan 500 ribu bibit mangrove. Kalau nanti sudah siap tanam bisa digunakan untuk penanaman di wilayah Sumenep dan bisa dijual juga ke pihak Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) supaya membantu kesejahteraan masyarakat dan tetap memelihara ekosistem mangrove,” ujar Maskur.

Kegiatan sosialisasi pembibitan dan pemberian bantuan bibit mangrove dihadiri pula oleh Dinas Perikanan Sumenep, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, tokoh masyarakat, para pemuda dan Kepala Desa setempat.

Sumber: Humas Ditjen Pengelolaan Ruang Laut

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali