Jakarta, Gempita.co – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo optimistis program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) atau restorasi terumbu karang di Bali bisa menjadi pengungkit terhadap pemulihan ekonomi masyarakat pesisir. Terlebih program ini dikemas melalui konsep padat karya dan memberdayakan masyarakat pesisir di Pulau Dewata yang terdampak pandemi Covid-19.
“Nantinya coral reef atau kebun karang ini bukan saja akan menjadi atraksi wisata bawah laut, tetapi dapat sebagai sarana edukasi, penelitian ataupun kegiatan riset lainnya,” jelas Menteri Edhy saat peluncuran program ICRG secara daring, Rabu (7/10).
Menteri Edhy mengungkapkan, ICRG di Provinsi Bali akan dibangun dengan anggaran APBN KKP yang bersumber dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp111,2 miliar. Adapun targetnya ialah pembentukan kebun karang seluas 50 ha yang terpasang di 5 lokasi yaitu Nusa Dua, Sanur, Serangan, Pandawa, dan Buleleng dengan melibatkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 11.000 orang.
Renacananya, struktur transplantasi karang akan ditempatkan berdasarkan sea scaping yang disusun sesuai dengan habitat dan tema masing-masing lokasi. Selain itu, berbagai metode transplatasi seperti hexadome/fishdome, spider, dan berbagai metode lainnya akan dipadukan dengan patung, diharapkan akan menambah keindahan kebun karang yang akan dibangun.
“Pembangunan ICRG akan melibatkan organisasi masyarakat yang memiliki kompentensi profesional dibidang restorasi karang dan masyarakat yang terdampak pandemi covid-19, baik pelaku usaha wisata, seperi hotel, dive operator, pemandu wisata, UMK dan masyarakat pesisir lainnya,” urainya.
Menteri Edhy memastikan, pembangunan ICRG tidak hanya berhenti usai kegiatan. Sebaliknya, program ini didukung oleh Indonesia Tourism Development Coorporation (ITDC), sekaligus akan dibangun “Musium Coral Garden” guna melengkapi kebun karang.
Dia berharap kebun karang ini akan meramaikan kunjungan wisatawan dan memberikan harapan serta penyemangat untuk membangkitkan kembali sektor Wisata Bahari di Bali. Bahkan, dia menegaskan pengelolaan kawasan ini nantinya dapat dipadukan dengan program KKP lainnya seperti Desa Wisata Bahari atau Dewi Bahari agar masyarakat memperoleh nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan jasa kelautan.
“Saya sangat berharap masyarakat sebagai penerima bantuan akan mengelola kawasan wisata bawah air secara berkelanjutan. Disamping itu, organisasi masyarakat agar dapat tetap terus mendampingi masyarakat dalam mengelola kebun karang sebagai atraksi Wisata,” katanya.
Dalam forum yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut ICRG sebagai kegiatan restorasi terumbu karang terluas di Indonesia. Dia memastikan, ke depan kegiatan serupa akan ditingkatkan, terutama dari segi luasan wilayahnya.
“Tahun depan kalau bisa kita mungkin lakukan beberapa ratus hektar. Ini keseriusan pemerintah untuk memperbaiki ekosistem laut,” jelasnya.