dr Reisa: Herd Immunity Bukan Divaksin Berkali-Kali, tapi 200 Juta Orang Lengkap

Reisa sebagai Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional. Foto:Antara)

Gempita.co- Sejumlah pihak mulai mencari perlindungan ekstra dengan ingin mendapatkan suntikan vaksin corona dosis ketiga (booster) yang sebenarnya hanya diperuntukan bagi tenaga kesehatan.

Menyikapi kasus di atas, Juru bicara pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengingatkan memaksimalkan perlindungan corona bagi diri sendiri tidak akan bermanfaat dalam membentuk kekebalan komunitas (herd immunity).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Hal ini justru akan menyebabkan herd immunity, yang bertujuan menekan laju penularan COVID-19, justru akan lambat terbentuk.

“Vaksin harus diberikan secara merata, setara untuk melindungi semua. Ingat, herd immunity itu bukan karena satu orang divaksin berkali-kali. Tapi 200 juta orang mendapatkan vaksin sebagai perlindungan yang efektif,” kata Reisa secara virtual di YouTube Lawan COVID-19, Jumat (13/8).

Meski begitu, Reisa mengapresiasi sudah banyak masyarakat yang antusias divaksinasi corona. Ia pun berharap masyarakat yang belum divaksin untuk segera pergi ke faskes terdekat dan mendapatkan suntikan vaksin.

“Banyak survei menunjukkan mayoritas orang Indonesia tidak ragu lagi dengan vaksin yang ada. Karena pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat. Bagi mereka yang belum mendaftar, sekarang saatnya,” jelas Reisa.

“Jangan ketinggalan dan jangan sendirian. Semuanya lakukan bersama-sama, dan jadikan ikhtiar kita sebagai kado terbaik di hari ulang tahun Ibu Pertiwi kita yang ke-76. Jadilah anak bangsa yang membanggakan dan memberi teladan,” tandasnya.

Pemerintah masih terus menggencarkan vaksinasi corona dua dosis kepada 208 juta target warga Indonesia demi mencapai herd immunity. Per Kamis (12/8), baru sekitar 52 juta dari 208,2 juta sasaran yang menerima vaksin dosis pertama. Adapun baru sekitar 26,1 juta di antaranya yang mendapatkan dosis kedua.

Tak hanya itu, Wakil Bupati dan istrinya, serta Kapolres Toraja Utara bikin geger. Sebab, mereka yang bukan merupakan tenaga kesehatan (nakes) justru mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga. Padahal, Kemenkes menegaskan booster ini hanya untuk nakes sebagai garda terdepan penanganan pasien corona.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali