Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, LPDB-KUMKM akan Aktif Jemput Bola

Foto: Humas Menko UKM

Mataram, Gempita.co – Pelaku Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) akan terus dikawal pemerintah, melewati tekanan yang berat seperti pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.

Berbagai dukungan pembiayaan, intensif hingga hibah akan terus digulirkan pemerintah agar kebutuhan likuiditas KUMKM tetap terjaga dengan baik serta daya beli masyarakat tetap terjaga.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam arahannya pada acara Bimbingan Teknis (Bintek) Pemberian Pembiayaan Dana Bergulir Syariah Dengan Dinas serta Pelaku UKM di Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (8/9/2020) secara daring.

Teten mengakui bahwa di masa Covid-19 ini pelaku KUMKM menjadi salah satu pihak yang paling terdampak. Kegiatan usaha para anggota koperasi yang merupakan UMKM banyak yang berjatuhan sehingga kesulitan memenuhi kewajibannya kepada koperasi akibat modal kerjanya tergerus untuk kebutuhan konsumsi.

Oleh sebab itu pemerintah menggulirkan berbagai kebijakan afirmatif untuk meminimalisir dampak buruk dari wabah tersebut.

“Bagi UMKM yang unbankable yang belum pernah pinjam ke bank kita berikan hibah sebanyak Rp2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha mikro, kalau ada sisa anggaran di dana pemerintah dan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) akan kita alihkan ke Bantuan Presiden Produktif untuk Usaha Mikro ini karena ternyata sangat efektif membantu mereka,” papar Teten.

Untuk koperasi, pemerintah telah memberikan tambahan modal kerja senilai Rp1 triliun yang akan disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM.

Dengan dukungan fiskal ini koperasi-koperasi yang terkendala likuiditas selama pandemi bisa memanfaatkannya sehingga cashflow koperasi tetap stabil.

Dijelaskan Teten bahwa tekanan berat pada ekonomi nasional ini akan berlangsung cukup lama. Diperkirakan dampaknya masih akan terasa hingga 1 – 2 tahun kedepan.

Oleh sebab itu dia berharap agar KUMKM mampu melakukan adaptasi sehingga keberlangsungan usahanya bisa tetap terjaga dengan baik. Selain itu, seluruh potensi yang ada bisa dimanfaatkan untuk tetap bertahan di era yang penuh dengan tantangan tersebut. Sehingga di kuartal I dan II kondisi perekonomian nasional dapat mulai rebond kembali.

“Kita harus siap hadapi masa resesi yang panjang. Oleh sebab itu, kita akan tergantung pada kekuatan ekonomi domestik, belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. Dan kekuatan ekonomi domestik kita terutama adalah dari UMKM sebab 99 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM,” tukasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali