Gempita.co-Juara empat kali Piala Dunia, timnas Italia bak mendapatkan tamparan keras dengan dua realitas berbeda di Piala Eropa dan Piala Dunia.
Gli Azzurri bersuka cita menjadi juara Piala Eropa, tapi di satu sisi berbeda merana di Piala Dunia.
Bayang-bayang kegagalan lolos Piala Dunia sudah terjadi sejak terakhir gagal lolos pada 2018 di era Gian Piero Ventura. Italia gagal lolos langsung fase grup Piala Dunia karena hanya jadi runner-up di kualifikasi di bawah Swiss.
Pada fase semifinal play-off Piala Dunia 2022 Italia menghadapi Makedonia Utara di Stadio Renzo Barbera, Jumat (25/03) dini hari WIB. Di atas kertas mereka unggulan dan bahkan sudah jadi favorit ke final untuk melawan Portugal.
Prediksi itu meleset karena Portugal lolos ke final (menang 3-1 atas Turki) sementara Italia kalah 0-1. Gol tunggal bersejarah Makedonia dicetak oleh Aleksandar Trajkovski, penyerang berusia 29 tahun Al-Fayha, di menit 90+2.
Dalam waktu singkat tak cukup bagi Italia membalaskan gol tersebut, apalagi Makedonia bermain dengan solid, disiplin tinggi, dan fokus yang terjaga hingga akhir laga. Kredit untuk anak-anak asuh Blagoja Milevski.
Italia tak efisien dengan 66 persen penguasaan bola dan 32 tendangan. Walhasil, juara Piala Eropa 2020 untuk kali pertama gagal lolos Piala Dunia dua kali beruntun. Bagaimana komentar sang pelatih, Roberto Mancini?
“Sama seperti Piala Eropa adalah pengalaman paling indah dalam hidup saya, ini adalah kekecewaan terbesar. Kami tidak bisa berkata apa-apa, itulah sepak bola, terkadang hal-hal luar biasa terjadi dan itu terjadi,” tutur Mancini di Football-Italia.
“Kami seharusnya tidak berada di sini sejak awal, tetapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk menang dan bahkan sulit untuk membicarakannya.”
“Kemenangan di Piala Eropa benar-benar pantas, kami memainkan sepak bola yang hebat. Kemudian beberapa keberuntungan yang kami miliki di turnamen itu berubah menjadi nasib buruk total dan lengkap, karena beberapa hal yang tidak dapat dipercaya terjadi mulai September dan seterusnya.”
“Kami mendominasi grup, yang kami butuhkan hanyalah salah satu momen untuk berjalan dengan baik, tetapi tak satu pun dari mereka melakukannya. Malam ini, rasanya hampir seperti kebobolan gol pada menit ke-92 adalah hal yang pas.”
“Ini adalah sekelompok pemain bagus dan saya minta maaf untuk mereka,” urai dia.
Terakhir, Mancini enggan menanggapi masa depannya sebagai pelatih timnas Italia.
“Kita lihat nanti. Sekarang saya merasa sangat kecewa dan semuanya juga, sekarang bukan waktu tepat membicarakan masa depan saya,” tambah Mancini.
“Saya yakin tim ini punya masa depan cerah. Saya sekarang mendukung para pemain ini untuk selamanya.”