Jakarta, Gempita.co – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya mengapresiasi usulan terkait dengan platform kewirausahaan nasional yang digulirkan kalangan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Platform model kewirausahaan tersebut juga dipakai di Jepang. Dan pemerintah akan menyediakan biaya untuk start-up buatan mahasiswa yang masuk dalam program inkubator,” ucap Teten pada acara diskusi Potensi Kerjasama Pengembangan Kewirausahaan, secara daring, Senin (1/3).
Teten berharap dengan adanya program ini juga diharapkan mampu menjadi jawaban atas pertanyaan arah ekonomi Indonesia ke depan, di mana teknologi digital menjadi salah satu kuncinya.
Teten juga memberikan usulan nantinya dalam program Pra-Inkubasi diperlukan penyaringan untuk produk atau model bisnis mana yang sudah unggul dan mana produk yang perlu dilakukan pendampingan secara serius.
“Secara keseluruhan, saya merasa cocok dan setuju dengan program-program usulan yang diberikan ITB”, imbuh Teten.
Teten pun meminta Deputi Kewirausahaan untuk mengakomodir usulan tersebut untuk diteruskan menjadi usulan Kementerian Koperasi dan UKM kepada Bappenas.
“Pasalnya, hal tersebut sejalan dengan output dari KemenkopUKM yang ingin mencetak wirausaha unggul berbasis teknologi sehingga UMKM kita dapat lebih bersaing,” ungkap MenkopUKM.
Dalam kesempatan itu, Kepala Unit Pengembangan SDM Pelatihan ITB Dr Yuni Ros menjelaskan bahwa ITB sudah menyusun beberapa strategi terkait dengan pengembangan kewirausahaan secara nasional.
Diantaranya, melalui penyusunan kebijakan, menciptakan ekosistem kewirausahaan secara kelembagaan, meningkatkan talent atau SDM dengan sertifikasi, hingga promosi dan sosialisasi program atau penyuluhan.
Beberapa usulan program tersebut adalah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BB 2021), Bangga Perusahaan Rintisan Indonesia, Peluncuran Jaringan Kewirausahaan Nasional (National Enterpreneurship Network/NEN), Peluncuran Platform, Kewirausahaan Nasional (National Enterpreneurship Platform), ajang penghargaan Inkubator dan Akselerator (Minister’s Awards), dan National Startup Awards 2020 (Minister’s Awards).
“Usulan tersebut dilatarbelakangi dengan beberapa poin. Seperti rasio kewirausahaan di Indonesia yang masih jauh dari target, besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap wirausaha, hingga adanya tren ekonomi digital,” jelas Yuni.
Selain itu, lanjut Yuni, tidak adanya pengetahuan terkait kewirausahaan secara terpadu bahkan, belum tumbuhnya budaya komersialisasi inovasi.
“ITB juga memberikan usulan untuk membuat desain sebuah platform kewirausahaan nasional, dimana platform tersebut nantinya diproyeksikan untuk memantau segala aktifitas dari program kewirausahaan yang ada,” kata Yuni.
Menurut Yuni, itu dapat dijalankan mulai dari kementerian hingga seluruh Provinsi di Indonesia, dengan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai akseleratornya.
Sertifikasi Internasional
Sementara itu, Sekretaris Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB Santi Novani Ph.D menambahkan, hal tersebut sebenarnya sudah diterapkan di skala ITB. Yakni, dengan adanya LPIK ITB yang sudah bersertifikasi internasional.
“Yang mana di dalam LPIK ITB ini sudah berjalan program inkubasi dengan beberapa tahapan, seperti Pra-Inkubasi, Inkubasi, hingga Graduation,” ujar Santi.
Tahapan-tahapan tersebut pula diharapkan nantinya dapat diadopsi KemenkopUKM dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.
Sedangkan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM Victoria Br Simanungkalit mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut.
“Kami menyambut baik usulan dari pihak ITB dan kami siap untuk berkolaborasi bersama, setelah itu kita akan bersama – sama menyusun detail apa saja yang diperlukan untuk dijadikan usulan yang matang kepada Bappenas dan diproyeksikan ke dalam Perpres yang akan berlaku dalam jangka 3 tahun ke depan,” pungkas Victoria.