Jakarta, Gempita.co – Indonesia berpotensi besar menghasilkan virus corona jenis baru atau yang sering disebut mutasi Covid-19,karena mutasi sering terjadi di daerah yang penularannya tidak terkendali.
“Mutasi terjadi pada daerah pandemi yang tak terkendali, maka potensi RI untuk menghasilkan strain (Covid-19) baru juga ada,” ujar Epidemiolog Griffith Australia, Dicky Budiman dalam sebuah video yang dia posting di twitter, seperti dikutip Jumat (1/1/2021).
Sebelumnya Dicky mengatakan bila mutasi Covid-19 bisa terjadi di Inggris, maka hal tersebut juga bisa terjadi di Indonesia,
“Terus terang kondisi harus jujur. Situasi indonesia saat ini potensi mutasi. Tapi, apa yang ditemukan di Inggris memberi sinyal sangat serius kita tak bisa mengabaikan upaya pengendalian ini. Dia bisa mutasi, infeksi orang,” katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (28/12/2020).
Meski begitu, kabar baiknya adalah virus jenis baru ini tidak menyebabkan keparahan. Namun, mudah menginfeksi dengan tingkat mencapai tiga kali. Artinya, beban di fasilitas kesehatan akan semakin besar.
“Orang sakit akan lebih banyak. Apalagi orang yang punya komorbid. Ini adalah virus yang sama, menyebabkan virus yang sama. Artinya yang berubah, kode genetik. Yang harus dilakukan, disadari tidak bisa melakukan standar pencegahan biasa-biasa saja. Lebih ketat, lebih efektif,” katanya.
Dia menyarankan, patuhi dan perketat protokol kesehatan. Bahkan, upaya 3M menurutnya sudah ketinggalan jaman. Sebaiknya dibuat menjadi 5 M. Yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi hingga menjauhi kerumunan.
“Kalau ini tidak cukup, membatasi interaksi diperkuat dengan PSBB. Saat ini saya harap semua masyarakat bisa menerapkan. Dan pemerintah penguatan surveilans, di pelabuhan, di komunitas, prospektif surveilans diperketat, terutama dari negara punya strain baru ini,” tegasnya.
Sumber: CNBC Indonesia