Gawat! Positif Covid-19 di Banten Tembus 10.000 Orang, 318 Meninggal

Obat Dexamethasone ini bila digunakan dalam jangka panjang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba/Foto: Ist

BANTEN, Gempita.co- Pasien positif Covid-19 di Banten per Minggu 8 November 2020 menembus 10.050 orang dan pasien meninggal dunia mencapai 318 orang.

Ini angka kumulatif sejak ditemukan kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia Maret 2020 atau sudah berlangsung selama delapan bulan.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Berdasarkan data dari laman resmi https://infocorona.bantenprov.go.id, kasus positif Covid-19 di Banten telah mencapai 10.050 orang atau naik 124 orang dibandingkan sehari sebelumnya 9.926 orang.

Jumlah pasien positif Covid-19 ini berasal dari Kabupaten Tangerang 3.119 orang, Kota Tangerang 2349 orang, Kota Tangsel 1.900 orang, Kota Cilegon sebanyak 892 orang, Kabupaten Serang sebanyak 665 orang, Kota Serang sebanyak 560 orang Kabupaten Lebak sebanyak 312 orang dan Kabupaten Pandeglang sebanyak 253 orang.

Untuk pasien sembuh di Banten sebanyak 8.361 orang atau naik 49 orang dan pasien meninggal sebanyak 318 orang atau bertambah 6 orang.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, per 8 November 2020 terjadi penambaahan penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 3.880 orang. Dengan tambahan tersebut, maka kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini sebanyak 437.716 orang.

Sementara itu, jumlah kasus pasien positif Covid-19 yang meninggal menjadi 14.614 orang. Jika dibandingkan dengan kasus harian Sabtu 7 November, terdapat peningkatan 74 pasien meninggal.

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro saat memberi keterangan pers secara virtual, Jumat 6 November 2020 jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 6 November 2020 sudah dibawah 60 ribu kasus atau 12,7% dari total kasus. Persentase ini jauh lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia di angka sekitar 25% dari total kasus.

Untuk kasus sembuh Indonesia per hari ini mencapai 360.705 kasus atau sekitar 84% dari total akumulatif. “Lebih tinggi dari kasus sembuh dunia yakni sebesar 71,3%. Ingat, ini memang bukan kerja satu atau dua orang saja. Kerja kita semua sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia,” kata Reisa.

Ia menekankan, puluhan ribu dokter dan tenaga medis lainnya tidak akan bisa berjuang sendirian tanpa bantuan relawan, personil TNI/Polri dan aparat pemerintah daerah sampai ke tingkat RT dan RW. Kerja bersama ini telah aktif meningkatkan kinerja pelacakan kasus, pemeriksaan dan pengobatan atau 3T yaitu testing, tracing dan treatment.

Kontribusi masyarakat juga cukup membantu dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Hal ini sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. “Sekali lagi, ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Seperti yang kita yakini, kalau bersama-sama, kita pasti bisa,” kata Reisa menegaskan.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali