Gempita.co- Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan mengingatkan dengan tumbangnya ritel modern seperti Giant, maka pemerintah pusat dan daerah harus fokus mengeluarkan kebijakan mendukung warung-warung level UMKM.
“Dampak tutupnya Giant akan membuat jaringan minimarket modern semakin tambah ramai. Ini akan menekan perkembangan warung rumahan yang pelaku UMKM sebenarnya. Jadi harus ada regulasi yang tegas membatasi pertumbuhan minimarket modern,” ujar Ikhsan saat dihubungi di Jakarta, Rabu (26/5/2021).
Menurutnya kebijakan yang tepat bisa mencontoh Pemda Sumatera Barat yang tidak mengizinkan berkembangnya jaringan ritel minimarket modern. Ini membuat pelaku warung rumahan bisa hidup dengan keragaman merek masing-masing. Menurutnya ini justru jadi keunikan daerah tersebut.
“Kami dari asosiasi mengharapkan perkembangan minimarket ditahan. Pemerintah harusnya memacu pertumbuhan warung pribadi seperti di Sumatera Barat,” katanya.
Kebijakan sederhana bisa dilakukan seperti membatasi jarak toko minimarket modern. Atau hanya dibolehkan sebatas di jalan raya saja dibandingkan masuk ke area perumahan atau komplek.
“Di komplek saya tinggal warung rumahan hidup karena minimarket modern harus di luar komplek. Ini contoh sederhana,” tambahnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan berharap penutupan tersebut tidak merambat dan memengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama yang berkaitan dengan penyaluran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Namun Ikhsan membantah penilaian tersebut. Menurutnya UMKM tidak diuntungkan secara signifikan ke jaringan ritel modern khususnya hypermarket. Karena konsep konsinyasi titip dengan durasi berbulan-bulan sehingga tidak mungkin ini disanggupi cashflow level UMKM. “Tidak ada keuntungan signifikan bagi UMKM dari Giant dan ritel modern lainnya. Sistem titip selama 3 bulan pasti memberatkan UMKM. Tidak ada cashflow UMKM yang sanggup. Karena itu warung pribadi dan pasar tradisional masih menjadi andalan UMKM,” tegasnya.