Giliran Vaksin Sputnik Rusia, Masuk Indonesia

Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V - Foto; Istimewa

Moskow, Gempita.co – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retson Marsudi menyatakan, Badan Obat dan Makanan (BPOM) RI telah bertolak ke Rusia pada Juni guna meninjau fasilitas produksi vaksin Covid-19 buatan negari Beruang Merah.

“Bulan lalu, kepala BPOM RI telah mengunjungi Rusia untuk secara langsung meninjau fasilitas produksi vaksin Sputnik V,” ungkap Menlu Retno dalam pernyataan pers, Selasa, 6 Juni 2021.

Dikatakan Menlu Retno bahwa sejak awal pandemi, Rusia telah mendonasikan obat-obatan dan alat kesehatan untuk Indonesia. Retno menambahkan bahwa kerja sama kedua negara diperkuat melalui nota kesepahaman (MoU) Kerja Sama Kesehatan Indonesia – Rusia yang masih dalam proses.

“MoU ini akan menjadi fondasi kerja sama kesehatan jangka menengah dan jangka panjang, termasuk soal rencana produksi bersama vaksin Covid-19 antara Indonesia-Rusia,” sambung Retno.

Sebagai informasi, Indonesia kabarnya berencana menggunakan vaksin buatan Sputnik V. Pemerintah Indonesia bahkan telah memastikan bahwa Sputnik V akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong.

BPOM berencana mengeluarkan keputusan atas permohonan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) vaksin Sputnik V pada April. Akan tetapi, rencana tersebut mengalami penundaan, karena BPOM masih memerlukan beberapa kelengkapan data. Untuk diketahui, Indonesia telah berkomitmen mendatangkan total 20 juta dosis vaksin Sputnik V.

Sebelumnya, Vaksin Covid-19 buatan Rusia, Sputnik V diklaim 90 persen efektif melawan virus corona varian Delta yang sangat menular. Hal ini disampaikan pengembang vaksin Sputnik V, Gamaleya Institute.

Vaksin Sputnik V, yang secara aktif dipasarkan Rusia di luar negeri, sebelumnya ditemukan oleh para peneliti hampir 92 persen efektif melawan varian asli virus corona penyebab Covid-19.

Wakil Direktur Gamaleya Institute Moskow, Denis Logunov, menyampaikan tingkat kemanjuran vaksin ini melawan varian Delta dihitung berdasarkan rekam medis digital dan vaksin, seperti dilaporkan kantor berita RIA, dikutip dari Reuters (30/6).

Sumber: berbagai sumber

Pos terkait