Gempita.co-Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan semringah mengabarkan kemajuan penanganan Covid-19 di Ibu Kota setelah tiga minggu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlangsung.
Anies mengatakan, saat ini DKI Jakarta berhasil menurunkan antrean pasien Covid-19 yang akan mendapat perawatan di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit yang ada di Jakarta.
“Situasinya sudah jauh berbeda dibandingkan ketika kita datang di waktu-waktu sebelumnya saat itu rumah sakit sangat penuh,” ujar Anies dalam keterangan video, Senin (26/7/2021).
Anies tak berhenti tersenyum sambil memberikan gambaran beberapa IGD di Jakarta yang dia kunjungi hari ini lengang dari antrean pasien.
Tidak ada lagi keramaian antrean yang menggambarkan kondisi fasilitas kesehatan di DKI Jakarta yang sedang kolaps.
Tempat tidur di IGD, kata Anies, mulai banyak yang kosong. Kondisi ini tidak terjadi di satu rumah sakit saja, tetapi di banyak rumah sakit yang ada di Jakarta.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
“Pasien sudah bisa masuk (langsung) ke IGD, di dalam IGD-nya juga hanya beberapa orang pasien, dan situasi ini terlihat di banyak rumah sakit di Jakarta,” ucap Anies.
Anies mengatakan lengangnya IGD rumah sakit sebagai pertanda kasus Covid-19 di Jakarta mulai tertangani. DKI, kata dia, berhasil menurunkan laju kasus baru sehingga antrean di IGD bisa terurai.
Tempat tidur perawatan masih penuh
Meski sudah berhasil mengurai antrean pasien Covid-19 di Jakarta, Anies mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan oleh DKI Jakarta.
Karena IGD yang lengang tidak berpengaruh banyak dengan tingkat keterisian tempat tidur perawatan isolasi pasien Covid-19 dan tempat tidur intensive care unit (ICU) pasien Covid-19.
“Yang masuk (pasien baru) sedikit karena itu beban rumah sakit berkurang, tapi yang masih di dalam rumah sakit ini masih cukup banyak,” ucap Anies.
Per 25 Juli 2021, tingkat keterisian tempat tidur rawat inap pasien Covid-19 berada di angka 73 persen, sedangkan ICU terisi 89 persen.
Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet untuk perawatan pasien bergejala sedang dan berat terisi 50 persen.
Mantan Menteri Pendidikan Kabinet Kerja Jilid 1 ini menyebut kondisi tempat tidur perawatan dan ICU menggambarkan meski ada kemajuan tapi kondisi pengendalian Covid-19 masih berada dalam level empat.
“Jadi kalau lihat situasi ini tren penurunan itu nyata terlihat, tapi situasi ini masih jauh dari ideal,” ucap dia.
Selain tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19 dan tempat tidur ICU, menjadi pekerjaan rumah untuk DKI Jakarta adalah tingkat kematian pasien Covid-19 yang masih tinggi.
Kompas.com mencatat rata-rata kematian pasien Covid-19 selama dua pekan terakhir mencapai 140 kasus per hari.
Berikut penambahan angka kematian pasien Covid-19 selama dua pekan terakhir:
13 Juli: bertambah 79, total meninggal 9.541
14 Juli: bertambah 62, total meninggal 9.603
15 Juli: bertambah 140, total meninggal 9.743
16 Juli: bertambah 102, total meninggal 9.845
17 Juli: bertambah 57, total meninggal 9.902
18 Juli: bertambah 201, total meninggal 10.103
19 Juli: bertambah 242, total meninggal 10.345
20 Juli: bertambah 265, total meninggal 10.610
21 Juli: bertambah 82, total meninggal 10.692
22 Juli: bertambah 173, total meninggal 10.865
23 Juli: bertambah 156, total meninggal 11.021
24 Juli: bertambah 160, total meninggal 11.181
25 Juli: bertambah 152, total meninggal 11.333
26 Juli: bertambah 103, total meninggal 11.426
Anies minta tetap optimistis
Meski ada banyak PR yang belum dituntaskan, Anies meminta agar semua pihak tetap optimis menghadapi pandemi Covid-19.
Karena harapan untuk bisa menuntaskan kesulitan di masa pandemi ini sudah terlihat dari indikator penurunan kasus Covid-19 di Jakarta.
“Izinkan saya mengajak kepada seluruh warga Jakarta, jangan pesimis! Nyatanya kita bisa bersama-sama mulai menurunkan tingkat kegawatan situasi,” tutur Anies.
Anies menggambarkan tiga minggu lalu Jakarta dalam kondisi genting seperti tidak memiliki harapan bangkit dari pandemi.
Namun, kondisi saat ini berbalik sehingga kondisi genting di Jakarta mulai menjauh.
Anies meminta agar kondisi yang menguntungkan Jakarta ini disikapi dengan cara semakin disiplin dan waspada.
“Ini artinya jangan lengah, jangan kendor, jangan sampai gelombang perbaikan yang sudah mulai terasa ini lalu berhenti atau malah berbalik lagi karena kita lengah, kita kendor kita tidak disiplin,” ucap Anies.
Dia meminta agar semua penduduk Jakarta menjaga protokol kesehatan dan terus mengurangi mobilitas jika tidak diperlukan.
Menjalankan protokol kesehatan, kata Anies, adalah wujud tanggung jawab bersama untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
“Dan bagi perusahaan-perusahaan, jangan paksakan karyawan masuk bila itu merisikokan protokol kesehatan di kantor Anda, ini adalah wujud dari tanggungjawab kita untuk sama-sama menghentikan penyebaran Covid-19,” ucap Anies.