Gempita.co – Seruan untuk melindungi lebih dari 50 juta siswa dan staf sekolah negeri semakin menggema sejak terjadinya pembantaian di sekolah dasar di Uvalde, Texas Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu.
Pada saat itu, seorang pria bersenjata berusia 18 tahun membunuh 19 anak dan dua orang dewasa.
Kini siswa di seluruh Amerika Serikat akan kembali ke ruang kelas untuk memulai tahun ajaran baru. Banyak distrik sekolah berusaha meningkatkan keamanan.
Sebagian sekolah kini mempersenjatai guru supaya bisa melawan penembak sekolah. Namun, langkah tersebut masih harus dilihat apakah guru yang membawa senjata api akan menyelamatkan nyawa atau malah lebih membahayakan.
Berbulan-bulan setelah tragedi itu, serangan tersebut masih menghantui beberapa murid.
“Saya ingin ke sekolah hanya kalau saya dan teman-teman saya aman,” kata siswa sekolah menengah Tony Williams dari Manassas, Virginia. Ia tidak setuju kalau guru dipersenjatai. Tetapi ia percaya perlu tindakan yang lebih kuat untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kita harus memiliki lebih banyak petugas keamanan sekolah yang bersenjata, lebih banyak detektor dan mengunci semua pintu masuk,” katanya.
Siswa kelas sembilan Rebecca McKenzie dari Georgia mengatakan dia akan merasa lebih aman kalau guru bersenjata di kelas. “Mereka perlu dilatih dengan baik dalam menggunakan senjata api dan mudah mengakses senjata jika seseorang menyerang sekolah.”
Sumber: VOA