Gempita.co- Menjelang bergulirnya turnamen bulutangkis Jerman Terbuka 2022, hari ini Selasa (8/3), tim Indonesia berkesempatan melakukan tes lapangan pertandingan di Westenergie Sporthalle, Mülheim an der Ruhr. Tes lapangan berlangsung singkat, hanya berdurasi 60 menit.
Atlet ganda putra, Fajar Alfian, mengaku singkatnya waktu menjajal lapangan sebenarnya tidak cukup untuk memaksimalkan adaptasi.
“Adaptasi di main hall seperti biasa, kita mencoba lapangan bertanding dengan melihat silau apa tidaknya dan melihat arah angin untuk laju shuttlecock,” kata Fajar kepada Humas dan Media PP PBSI saat dihubungi dari Jakarta.
“Waktunya memang singkat, kalau saya rasa kurang ya. Harusnya minimal ada dua kali latihan di sini. Tapi semua negara juga sama, hanya satu kali. Jadi kita memang harus coba maksimalkan,” ungkapnya.
Fajar yang hari ini genap berusia 27 tahun berharap bisa menyabet gelar juara. Pesta perayaan kecil dari tim menjadi tambahan motivasi baginya.
“Alhamdulillah senang dapat surprise dari teman-teman, sederhana tapi berkesan. Semoga bisa menjadi motivasi lebih untuk juara,” tutur atlet kelahiran 7 Maret 1995 itu.
Senada dengan Fajar, atlet tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting juga menjadikan tes lapangan ini sebagai bentuk adaptasi menjelang pertandingan perdana. Menurutnya kondisi lampu dan shuttlecock lambat adalah hal yang harus cepat diantisipasi.
“Kendala sih tadi tidak ada, cuma kondisi lampu agak silau dan bola agak sedikit lambat. Tapi sebenarnya ini tipikal bola kalau di turnamen Eropa,” ujar Ginting.
“Puji Tuhan persiapan buat besok main semuanya berjalan dengan lancar. Semoga di match pertama bisa langsung in permainannya,” harapnya.
Selain kondisi lapangan, udara dingin yang rata-rata menyentuh 8-10° celcius juga menjadi hal yang harus diperhatikan.
“Udara dingin kalau untuk persiapan main sih ya paling pemanasannya lebih banyak lagi saja. Sebelum dan sesudah main atau latihan juga lebih banyak stretching,” pungkas Ginting. (bam)