Jakarta, Gempita.co – Pencarian hari ketujuh pesawat Sriwijaya Air SJ182, Tim SAR akan fokus pada upaya menemukan cockpit voice recorder (CVR) yang merupakan bagian dari kotak hitam pesawat tersebut.
Direktur Operasional Badan SAR Nasional Rasman MS mengatakan fokus tersebut seiring dengan konsentrasi dan prioritas untuk tetap mencari korban dan juga puing-puing dari pesawat tersebut.
“Data terbaru jumlah kantong jenazah yang telah diserahkan kepada DVI Polri sebanyak 239, kemudian kantong kecil serpihan sebanyak 4 dan untuk potongan besar 33,” ujar Rasman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan kekuatan tim pencarian pada hari ini tidak berbeda jauh dari hari-hari sebelumnya, yakni sebanyak 62 kapal, 21 alat angkut laut kecil berupa sea rider, jetski, dan lainnya, 13 pesawat udara, dan 37 ambulans.
“Sedangkan jumlah personil yang dikerahkan sebanyak 4.132 orang untuk operasional pencarian dan pertolongan Sriwijaya hari ini,” jelas Rasman.
Sementara itu, jumlah penyelam yang diterjunkan pada hari ini sebanyak 310 orang, lebih banyak dari kemarin yang berjumlah 260 orang yang dibagi untuk fokus pencarian pada korban, puing-puing, dan CVR.
Rasman mengatakan terkait cuaca hari ini berdasarkan data dari BMKG akan cerah berawan hingga sore hari dan diprediksi hujan pada malam hari.
“Harapan kita cuaca bersahabat dan menguntungkan sehingga rekan-rekan kita yang melakukan penyelaman tidak mengalami kesulitan karena cuaca,” imbuh dia.
Rasman menambahkan rencana operasi pencarian udara agak diperluas karena seiring waktu, puing-puing dan bagian tubuh korban semakin menjauh terbawa arus, begitu pun pencarian di atas permukaan laut dengan jumlah sektor pencarian tetap 6 sektor, namun sedikit bergeser ke arah pantai.
Dia mengatakan pencarian yang sebelumnya fokus pada pulau Lancang dan pulau Laki, akan diperluas ke sekitar pulau Untung Jawa, pulau Rambut, dan pulau Bokor karena kemungkinan objek pencarian tersebar ke wilayah tersebut.
“Kemampuan sonar KRI Rigel fokus ke CVR dan puing-puing skala besar,” tambah dia.