Jakarta, Gempita.co – Peringatan Hari Pangan Sedunia 2020 terasa berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya, karena berlangsung di masa pandemi Covid-19. Bersamaan dengan hari besar yang diperingati di lebih 150 negara ini, ada ancaman naiknya jumlah penderita kelaparan.
Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun 2020 karena resesi ekonomi dunia imbas wabah Covid-19. Sebelum pandemi, sudah ada lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Di mana hampir 700 juta orang tidur dalam keadaan lapar.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengakui negara-negara di dunia tengah menghadapi masa-masa sulit karena krisis terjadi di tiga sektor sekaligus, yakni krisis kesehatan, ekonomi, dan juga sosial. Namun Edhy optimistis sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi solusi mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kepercayaan diri ini lantaran ia melihat permintaan hasil perikanan Indonesia tetap tinggi di pasar internasional. Terjadi peningkatan ekspor sebesar 6,9 persen pada semester I 2020 atau setara 2,4 miliar dolar AS.
“Peringatan Hari Pangan satu momentum yang baik, untuk meyakinkan kita bahwa dalam menghadapi sulitnya kondisi saat ini imbas Covid, saya sangat optimis sektor kelautan dan Perikanan menjadi solusi. Baik itu lapangan pekerjaan maupun devisa negara,” ujar Edhy Prabowo di Jakarta, Jumat (16/10/2020).
Keyakinan Edhy juga dibarengi dengan fakta bahwa sumber daya ikan Indonesia sangat melimpah. Baik di sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Di perikanan tangkap potensinya mencapai 12,5 juta ton per tahun dan lahan budidaya lebih dari 4,5 juta haktare. Hanya saja, sambung Edhy, hasilnya belum optimal.
Untuk meningkatkan produksi sektor perikanan, Edhy rutin membangun komunikasi dengan banyak pihak. Tidak sebatas dengan stakeholder, tapi juga pemerintah daerah serta kementerian maupun lembaga hingga organisasi dunia, salah satunya FAO.
Edhy mencontohkan beberapa keberhasilan dari komunikasi yang ia bangun, di antaranya harga pakan ikan yang tidak naik di masa pandemi, kemudahan perizinan kapal di atas 30 GT yang kini hanya butuh waktu satu jam, serta masuknya ikan dalam item bantuan sosial.
“Jadi saya pikir, langkah saya membangun komunikasi secara menyeluruh. Terintegrasi. Kalau ini sudah terbuka, komunikasi yang baik, apapun enak,” tegasnya.
Untuk menjamin rantai produksi sektor kelautan dan perikanan berjalan di masa pandemi, KKP akan menyalurkan sejumlah bantuan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di antaranya bantuan gudang pendingin portable, alat tangkap ikan, keramba jaring apung, sarana dan prasana untuk petambak garam. Edhy berharap bantuan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
Edhy memastikan, kebijakan KKP tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tapi juga keberlanjutan. Menurutnya, menyeleraskan dua sisi tersebut merupakan perintah konstitusi bukan sebatas jargon, sehingga menjadi kewajiban semua pihak untuk mematuhi termasuk kementerian yang ia pimpin.
“Keberlanjutan tanpa pertumbuhan adalah kerugian, tapi pertumbuhan mengabaikan keberlanjutan adalah kehancuran,” tegasnya.
Tema Hari Pangan Sedunia
Sementara itu, Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan kita” menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.
“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia.
KKP bersama GEF/FAO sedang menjalankan GEF/FAO ISLME Project serta iFISH. Substansi dan tujuan kedua proyek ini adalah mendorong pengelolaan perikanan skala kecil dan menjamin berjalannya pengelolaan sumber daya ikan sesuai kaidah keberkelanjutan.
Hari Pangan Sedunia tahun ini juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan meliputi petani, nelayan, komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.
Pahlawan Pangan terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah. Hal ini menunjukkan ketangguhan para pahlawan pangan dan pentingnya menjaga rantai pangan tetap hidup.
Food Heroes Festival
Memperingati Hari Pangan Sedunia ini FAO Indonesia mengadakan serangkaian kegiatan di bulan Oktober bertajuk “Food Heroes Festival” yang berpusat pada kegiatan-kegiatan virtual. 75 Tahun FAO
Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun.
FAO berdiri pada 16 Oktober 1945, beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. Kehancuran massif Perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.
“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi Covid-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang,” tegas Victor.
“Sekarang, FAO memiliki 194 negara anggota dan bekerja di lebih dari 130 negara di seluruh dunia,” pungkasnya.