Medan, Gempita.co – Sepanjang tahun 2020, menurut pihak Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tercatat sudah terjadi delapan kali serangan harimau di sekitar kawasan TNGL Langkat, Sumatera Utara.
Tidak hanya menerkam hewan ternak warga, harimau juga menyerang dan menewaskan seorang warga di kawasan TNGL wilayah Sekoci, Desa PIR ADB, Kecamatan Besitang, April silam.
Warga yang tewas tersebut bernama Ramlan (42), Ketua Kelompok Tani Hutan Konservasi (KTHK) Makmur Tani yang merupakan mitra Balai Besar TNGL.
Pihak TNGL Palber mengimbau warga untuk tetap berhati-hati. Dia juga berharap agar para mereka tidak lagi melepas hewan ternak dan menambatkannya di lokasi terbuka guna menghindari peristiwa itu terulang.
Jumat kemarin, dua ekor sapi milik warga mati diterkam harimau di areal pekebunan kelapa sawit di Dusun Selayang, Desa Lau Demak, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Harimau Sumatra merupakan satwa dilindungi oleh Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Satwa ini masuk dalam daftar merah alias terancam punah (critically endangered) versi International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Menurut Palber, peningkatan intensitas serangan Harimau Sumatra ini disebabkan sejumlah faktor.
Misalnya alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan perkebunan, kondisi kesehatan harimau yang membuatnya tidak mampu berburu di dalam hutan dan juga kuantitas mangsa buruan, seperti babi hutan, rusa, kancil dan hewan lainnya, telah menyusut
“Sebenarnya lokasi serangan itu masih kawasan hutan yang menjadi wilayah jelajah (range) Harimau Sumatera, faktanya sudah berubah menjadi kebun dan ladang,” kata Palber.
Pihak TNGL juga menemukan bukti masih terjadinya praktik perburuan liar di kawasan tersebut.
Sumber: anadolu agency