Jakarta,Gempita.co – Status wabah virus corona oleh WHO sudah ditetapkan sebagai pendemi. Banyak manusia terpapar akibat penyakit yang bermula dari Wuhan,China ini. Selain masyarakat ada juga ahli medis yang terinfeksi virus tersebut.
Belakangan ini masyarakat dunia ramai membicarakan ’herd immunity’ yang dianggap bisa memperlambat pandemik. Ide itu muncul pekan lalu dan menjadi headline berita utama setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengindikasi strategi tersebut dan membiarkan penyakit menyebar.
Meski banyak yang menentang pendapat tersebut, namun menarik untuk disimak penjelasan berikut ini yang dikutif dari Al-Jazeera, Senin (23/3/2020).
Disebutkan, Herd Immunity merupakan situasi di mana banyak orang dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap penyakit. Hal tersebut dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit corona.
Kekebalan yang dimiliki orang tersebut bisa berasal dari vaksinasi, atau dari orang yang menderita penyakitnya terlebih dahulu.
Dengan kata lain bisa diartikan semakin banyak orang terinfeksi virus corona COVID-19, akan ada lebih banyak orang yang sembuh dan kemudian kebal terhadap penyakit tersebut.
“Ketika sekitar 70 persen populasi telah terinfeksi dan pulih, kemungkinan wabah penyakit menjadi jauh lebih sedikit.,” kata Martin Hibberd, seorang profesor penyakit menular yang baru muncul di London School of Hygiene & Pengobatan Tropis.
“Karena kebanyakan orang resisten terhadap infeksi. Ini disebut Herd Immunity,” sambung Martin.
Menurut studi yang dilakukan terhadap virus corona ini menunjukkan, satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi antara dua dan tiga orang. Dengan kata lain, jika tidak ada tindakan lain yang diambil, herd immunity akan meningkat antara 50 hingga 70 persen populasi kebal.
Namun menurut Matthew Baylis, seorang profesor di Institute of Infection, Veterinary and Ecological Sciences di Liverpool University, hal tersebut tidak harus dan tidak akan dengan cara ini.
“Dari sudut pandang epidemiologi, triknya adalah mengurangi jumlah orang yang kontak dengan kita. Sehingga kita dapat menurunkan jumlah orang yang terinfeksi, dan herd immunity dimulai lebih awal,” demikian pendapat Baylis.