Herman Ago: Pentingnya Membangun Pondasi Sepakbola Usia Dini

Jakarta, Gempita.co– Pentingnya persatuan membangun pondasi sepakbola dengan persatuan dan kesatuan, meskipun langkah dan cara berbeda tentu tujuan tetap satu dan sama, yaitu memiliki Tim nasional yang berkualitas.

 

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Selain itu juga bisa membawa nama Garuda di kancah dunia, ini bukan hanya mimpi tapi kenyataan

Berpedoman melalui Intruksi presiden Nomor 3 tahun 2019, adalah bagian dari percepatan pembangunan sepakbola tanah air, melibatkan semua stekholder baik Intansi Kemenpora, KONI dan PSSI tentu menjadi harapan percepatan pembangunan sepakbola tanah air, dengan berbagai program melalui kompetisi liga, tournamen, kejuaraan dan festival tentu ini harus didukung dengan kebersamaan, bukan dengan persaingan, saling tuding bahkan saling menjatuhkan, pola pikir yang salah berdampak kemacetan dalam memajukan sepakbola tanah air.

Dalam hal pembinaan usia dini dan usia muda, kita harus berfikir bagaimana mencari penerus bangsa dan merubah sepakbola Indonesia agar berprestasi.

Caranya dengan perbanyak Kompetisi di daerah Kabupaten hingga kota, provinsi hingga wilayah dengan berbagai katagori usia berjenjang. Hal ini yang harusnya menjadi pondasi bukan menjadi suatu olokan yang berdampak hingga muncul masalah baru yang tidak pernah selesai

Kita bisa melihat dengan berbagai program melaui Kejuaraan seperti Liga Pelajar Indonesia (LPI), Piala Menpora, Piala Bergilir KONI Pusat, PSSI juga sudah memutar kompetisi Piala Suratin U-13, U-15, dan U-17. Lalu, Liga 1 memutar Elite Pro Academy U-16, U-18, dan U-20.

Belum lagi, adanya operator swasta yang menggelar kompetisi dengan melibatkan klub, ssb, akademi, siswa SD, SMP dan SMA dalam urusan olah raga sepak bola, itu sudah menjadi satu kesatuan kini tinggal kita bisa bersatu untuk mendapatkan pencapaian hingga mencetak pemain handal tanah air, mulai dari plosok terpencil, di daerah hingga provinsi

Jangan melihat, situasi politiknya saat ini selalu di kaitkan dengan partai atau pilkada, pilgub dan lain lain tapi kita harus melihat peran peduli mereka terhadap sepakbola usia muda apa, program pembinaan tentu membutuhkan banyak biaya karena itu Kemenpora KONI dan PSSI sudah saat nya bersatu bisa memberikan kepercayaan nya kepada para stek holder di daerah untuk sama sama saling berkerja dan menjaga, membangun sepakbola ini dengan semangat dan kepercayaan, meski sebelumnya tanpa bantuan dana pembinaan dari pemerintah.

Melalui Inpres Nomor 3 tahun 2019, KONI Pusat akan membentuk sistem pola baru dengan melibatkan seluruh stekholder mulai dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat untuk sama sama ambil bagian dalam membangun sepakbola tanah air, bukan hanya berkompetisi tapi menghasilkan pemain berkualitas yang muncul di setiap daerah, itu target utamanya.

Berkerjasama dengan Menteri Dalam Negeri, ini adalah salah satu energi positif dalam membangun sektor pemerintah di daerah baik kepada kepala daerah, PSSI daerah, KONI daerah dan Dispora daerah untuk menjadi satu. melalui Surat Edaran KONI Pusat bernomor: 728/UMM/VIII/2020, tanggal 7 Agustus 2020, yang terdiri dari dua berkas, perihal Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional (PPSN) yang dikirimkan kepada Ketua Umum KONI Provinsi seluruh Indonesia, dengan isi ringkasnya akan menggelar LSI kelompok umur 15 tahun (SMP sederajat) dan kelompok umur 18 tahun (SMA) sederajat adalah kesiapan dan persiapan panjang yang benar benar di kelola oleh perangkat daerah dan SDM yang berkualitas, tutup Herman Chaniago atau lebih akrab dikenal sebagai Herman Ago.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali