Oleh: Philip Fam
Di tempat parkir kompleks perkantoran dekat rumah saya sudah dipenuhi ratusan mobil. Pemandangan ini terjadi sejak beberapa hari yang lalu. Tampak seolah tidak ada kesadaran dari para pengusaha untuk bersama-sama dengan pemerintah dalam upaya melawan dan mengendalikan penyebaran Covid-19.
Tapi saya berpendapat kegiatan bisnis juga tidak boleh dihentikan, apalagi untuk waktu yang lama. Bisa-bisa sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terguncang sebagai dampak dari kebijakan “stay at home” untuk waktu yang tidak menentu ini.
Kita tidak ingin melihat bahwa pada satu sisi masyarakat kita selamat dari cengkraman Covid-19, tapi pada sisi lain masyarakat kita menjadi hancur berkeping-keping bukan oleh Covid-19, melainkan oleh urusan perut banyak orang.
Sangat logis orang mengeluhkan kebijakan “tinggal di rumah” tanpa kejelasan siapa yang akan memberi makan kepada mereka dan keluarga mereka yang terhenti penghasilannya karena kebijakan tersebut.
Menurut pendapat saya, solusi yang mungkin dapat ditempuh oleh pemerintah adalah pemerintah memberikan izin kepada pengusaha untuk melangsungkan kegiatan perusahaannya dengan kewajiban bagi perusahaan itu untuk menyediakan segala perlengkapan pengamanan yang diperlukan untuk memastikan agar seseorang yang hadir di tempat kerja tidak akan terjangkit oleh Covid-19.
Di samping itu, kewajiban bagi pemerintah untuk memastikan bahwa selama berada di perjalanan menuju kantor atau pabrik, para pekerja mendapat perlindungan terhadap kemungkinan terjangkit oleh virus yang sangat menakutkan ini.
Demikian pula mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah, juga tidak perlu dibatasi geraknya, namun dibuat suatu mekanisme yang jelas untuk bisa melindungi mereka yang mencari nafkah di luar dari kemungkinan terjangkit Covid-19 ini. Pemerintah pun perlu memastikan bahwa masyarakat akan benar-benar memahami apa yang harus dan tidak boleh dilakukan dalam rangka menghindari terjangkit Covid-19 ini.
Inilah yang mungkin boleh saya sebut sebagai “Hidup Berdampingan dengan Covid-19” sebelum ada solusi yang jitu untuk melenyapkan Covid-19 dari bumi negeri kita.
Jakarta, 16 April 2020