Jakarta, Gempita.co-Vaksinasi mandiri Covid-19 direncanakan paling lambat akan bisa dimulai pada awal Maret 2021.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo kepada awak media pada Rabu (17/2/2021).
Tindakan ini menimbang untuk mempercepat upaya herd immunity dan meringankan beban APBN. Namun, perlu diketahui pula bahwa keberadaan vaksinasi mandiri bukan berarti pemerintah menarik program vaksinasi gratis yang sedang bergulir.
Pelaksanaan vaksinasi mandiri ini akan dilakukan di rumah sakit yang bukan menjadi rujukan vaksinasi gratis.
Dilansir dari CNN Indonesia, pelaksanaan vaksinasi mandiri tidak akan mengganggu vaksinasi gratis karena hanya ada 4.000 fasilitas nonkesehatan seperti klinik yang digunakan untuk vaksinasi pemerintah dari total 12.000 fasilitas yang ada di Indonesia.
“Di dalam vaksin gotong royong (mandiri) vaksinnya harus berbeda dari alokasi yang memang sudah ditentukan oleh pemerintah, jadi on top 18,5 juta,” kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, di kanal YouTube Change.org Indonesia, Kamis (18/2/2021).
Vaksinasi mandiri akan menggunakan vaksin yang berbeda dengan yang saat ini sedang digunakan, Sinovac. Sesuai dengan penjelasan Siti Nadia bahwa proses vaksinasi mandiri harus menggunakan produk dan jenis yang berbeda.
Melansir USS Feed, upaya vaksinasi mandiri masih menunggu kedatangan vaksin Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca. Alasan lain vaksinasi mandiri menggunakan vaksin yang berbeda adalah untuk menjaga ketersediaan Sinovac dalam program vaksinasi gratis.