Jakarta, Gempita.co-Pasar modal Indonesia mencatatkan pergerakan data perdagangan yang cenderung fluktuatif menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Pada pekan ini hanya terjadi pada rata-rata frekuensi harian meningkat sebesar 3,84 persen menjadi 1.534,947 kali transaksi, dibandingkan pada pekan sebelumnya yang berjumlah 1.478,220 kali transaksi.
Rata-rata volume transaksi berubah sebesar 14,68 persen menjadi 26,742 miliar saham dari 31,344 miliar saham pada pekan yang lalu. “Rata-rata nilai transaksi harian selama sepekan turut berubah sebesar 4,85 persen atau menjadi Rp19,762 triliun dari Rp20,769 triliun pada penutupan pekan sebelumnya,” tutur Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono di Jakarta, Kamis (24/12/2020).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan juga melemah sebesar 1,57 persen dan berada pada level 6.008,709 dari posisi 6.104,324 pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian data kapitalisasi pasar ditutup terkoreksi atau berubah sebesar 1,35 persen menjadi Rp7.006,354 triliun dari Rp7.101,974 triliun pada pekan yang lalu.
“Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp390,66 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp47,741 triliun,” jelasnya. Sementara itu, Pada Senin (21/12/2020) Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 (Obligasi) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 (Sukuk) yang diterbitkan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp1.500.000.000.000, dan untuk Sukuk dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500.000.000.000.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) memberikan peringkat idA (Single A) untuk Obligasi, sementara Sukuk mendapat peringkat idA(sy) (Single A Syariah). PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.
Total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2020 adalah 103 emisi dari 59 emiten senilai Rp86,96 triliun. Dengan pencatatan tersebut pada pekan ini, maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 469 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp431,57 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
“Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 138 seri dengan nilai nominal Rp3.861,26 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp7,13 triliun,” paparnya. Selanjutnya, pada Rabu (23/12) dilaksanakan Pencatatan Perdana Reksa Dana Indeks Danareksa ETF MSCI Indonesia ESG Screened dengan kode Exchange-Traded Fund (ETF) XDSG menjadi reksa dana I indeks ke-9 yang tercatat di BEI pada tahun 2020. XDSG diterbitkan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) kerja sama dengan Deutsche Bank sebagai Bank Kustodian dan Mandiri Sekuritas sebagai Dealer Partisipan.
XDSG ini merupakan produk investasi yang mengacu kepada indeks MSCI Indonesia ESG Screened dan proses screening “ESG Screened” dilakukan dengan mempertahankan profil kapitalisasi pasar MSCI Indonesia. “Jumlah unit penyertaan awal XDSG adalah 5.100.000 unit penyertaan dengan Nilai Aktiva Bersih Awal senilai Rp1.000,- per unit penyertaan,” pungkasnya.