Ikee ‘Ratu Renang’ Jepang, Ajak Masyarakat Donor Darah

Ikee asal Jepang peraih medali terbanyak di Asian Games 2018 -  Getty Images AsiaPac/Instagram Rikako Ikee

Tokyo, Gempita.co – Asian Games 2018 di Jakarta, nama Rikako Ikee melambung di lintasan kolam renang, enam medali emas berhasil dia kantongi, termasuk nomor favorit 50 meter gaya bebas.

Namun setahun kemudian Ikee, mengejutkan penggemarnya dengan berita bahwa dia berjuang melawan leukemia. Ikee meluncurkan permintaan mendesak pada masyarakat memberikan darah, ditengah langkah-langkah mengekang penyebaran coronavirus menyebabkan penurunan tajam donor darah di Jepang.

Ikee meninggalkan rumah sakit pada bulan Desember dan telah berjanji untuk bertanding lagi di Olimpiade Paris 2024, mengatakan di Twitter ada orang-orang yang hidupnya tergantung pada sumbangan dan “penurunan drastis” menyebabkan kecemasan.

“Ini adalah masa yang sulit karena penyebaran virus corona, sekarang donor darah diperlukan dengan kerja sama banyak orang.Saya juga berada di departemen hematologi jadi saya sangat merasakan pentingnya transfusi darah. Bahkan satu kehidupan dapat menyelamatkan banyak orang,” tulisnya Twitter.

Ikee (19 tahun) menjadi sorotan di Asian Games 2018 di mana ia memenangkan enam gelar. Dia diandalkan meraih medali untuk Olimpiade Tokyo tahun ini. Sayangnya dia didiagnosis menderita leukemia pada Februari tahun lalu.

Sejak itu dia menjadi inspirasi di luar kolam renang, bagi orang lain yang berjuang dalam memperjuangkan kesehatan mereka sendiri, dan sekarang telah menggunakan platform publiknya untuk membawa perhatian pada penurunan sumbangan donor darah.

Donasi darah sangat penting untuk berbagai pasien dari mereka yang menderita kanker atau anemia, korban kecelakaan dan ibu yang menderita komplikasi persalinan.

Sekitar 13.000 donasi dibutuhkan setiap hari tetapi Palang Merah Jepang tidak mencapai target ini sejak 16 Februari.

Palang Merah Jepang mengatakan langkah-langkah untuk memerangi wabah koronavirus, termasuk pembatalan acara-acara publik dan mendorong orang bekerja di rumah, telah membuatnya sulit untuk melakukan donor darah.

“Situasi ini diperkirakan akan meningkat dan dikhawatirkan sulit untuk mempertahankan persediaan produk darah yang stabil karena jumlah donor berkurang,” kata organisasi itu. “Kami dengan tulus meminta kerja sama Anda dalam menyumbangkan darah.”

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali