GEMPITA.CO-Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengemukakan, setidaknya adanya tiga skenario calon kandidat yang akan berlaga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kandidat yang masuk dalam skenario pertarungan politik tersebut masih melibatkan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak dipungkiri, bisa ikut kembali jika berpasangan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
Qodari menjelaskan pasangan Jokowi-Prabowo bisa saja tercipta dan akan melawan kotak kosong. Lantaran, Jokowi masih bisa berupaya untuk memperpanjang masa jabatan presiden hingga tiga periode melalui amandemen Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
“Tentunya ini akan terjadi, apabila amandemen masa jabatan bisa tiga periode dan kalau ini terjadi akan melawan kotak kosong,” jelas Qodari dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (8/5/2021).
Kemungkinan yang terjadi lainnya, Partai Demokrat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap menjadi oposisi yang mengantongi kursi 18 persen. Semisal, PKS bergabung ke Jokowi-Prabowo, maka kekuatannya pun akan semakin besar.
Qodari menyebut, mungkin saat ini PKS belum terlihat mulai merapat ke kubu Jokowi, tetapi tanda-tandanya sudah ada. Tanda-tanda tersebut terlihat dari gerilya PKS ke sejumlah kantor-kantor partai koalisi Pemerintahan Jokowi, termasuk PDI Perjuangan.
“Itu kan tanda-tanda alam yang bisa dibaca. Belum pernah sebelumnya PKS bertemu PDI perjuangan,” ujarnya.
Kemudian untuk skenario kedua, yakni Prabowo melawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Qodari skenario itu sangat berpeluang besar, karena Prabowo hanya membutuhkan satu partai untuk memenuhi batas minimal kursi partai pengusung calon presiden.
Sementara, Anies pun kerap masuk peringkat tiga besar sebagai tokoh yang paling populer untuk kandidat Pilpres 2024.
“Dia Gubernur DKI Jakarta maka popularitas Anies ini akan bisa dipertahankaan secara ajeg, ada Covid-19, enggak ada Covid-19 itu dia akan terus tinggi publikasinya,” jelasnya.