Indonesia-China Business Forum 2021: Menyambut Era Baru Digital

Jakarta, Gempita.co – Hubungan diplomatik Indonesia dan China memasuki usianya yang ke-71.

Sejak penandatanganan perjanjian kemitraan strategis komprehensif (comprehensive strategic partnership) pada tahun 2013, kedua negara telah membangun hubungan ekonomi yang semakin erat.

Indonesia-China Business Forum 2021 yang diselenggarakan Selasa, 19 Oktober kemarin, menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan relasi yang baik antara Indonesia dan China, di tengah kian pentingnya peran teknologi digital dalam mendukung kebijakan dan program-program pemerintah, serta pemberdayaan perekonomian dan dunia usaha secara utuh menyeluruh.

Digelar secara hybrid di Jakarta dan Beijing di waktu yang bersamaan, Indonesia-China Business Forum 2021 menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar sebagai pembicara kunci.

Adapun diskusi panel melibatkan Penasihat Senior Bidang Ekonomi, Kementrian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Donny Hutabarat, General Manager of Sinovac Biotech Ltd. Helen Yang, Regional Representative Huawei Luna Liu, dan dimoderatori oleh Ketua Indonesia Chamber of Commerce in China (Inacham) Liky Sutikno.

Menyambut era baru digital ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berpendapat bahwa hubungan strategis dengan mitra investasi yang tepat adalah kuncinya. Kesehatan dan lingkungan adalah beberapa contoh hubungan produktif Indonesia-China.

Luhut mengatakan bahwa sektor teknologi akan mendapat manfaat dari hubungan yang lebih kuat antara kedua negara.

“Pemanfaatan teknologi dalam semua aspek kehidupan tidak dapat dielakan. Menyadari hal ini, perusahaan lokal dapat bermitra dengan perusahaan dari Tiongkok seperti Huawei untuk mendapatkan manfaat alih pengetahuan dan teknologi, ” katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun juga menyoroti lompatan China menjadi salah satu negara adidaya dengan kekuatan teknologi.

Menurutnya, kisah sukses yang dialami China patut menjadi pelajaran berharga yang patut dipetik oleh pemerintah maupun pelaku industri dalam negeri.

“Berkaca dari pengalaman China, mereka sangat mengedepankan kolaborasi teknologi, khususnya antara pemerintah dengan swasta, untuk mendorong bergulirnya inovasi, layanan publik, hingga kegiatan ekonomi yang menciptakan manfaat bagi semua. Misalnya, pemerintah setempat bekerjasama dengan Huawei untuk membangun pusat data dan proyek-proyek smart city.

Model yang serupa bisa diterapkan pula di Indonesia. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui hubungan yang erat di tataran pemerintah dan swasta antara Indonesia dan China,” ujarnya.

Senada dengan Luhut dan Djauhari tentang pentingnya kolaborasi di bidang teknologi, Regional Representative Huawei Luna Liu menyoroti pembangunan manusia sebagai mesin inti untuk pertumbuhan ekonomi.

“Bagi Huawei, SDM adalah sumber daya industri TIK yang paling penting. Hal ini memainkan peran penting untuk mempersiapkan talenta TIK untuk menjadi pemain ekosistem masa depan. Kerja sama multiple helix, terutama di antara industri, pemerintah, dan pemangku kepentingan utama lainnya, sangat penting untuk menciptakan ekosistem talenta TIK yang kaya, yang terbuka, kolaboratif, dan bermanfaat bagi semua dan yang mampu memfasilitasi transformasi digital dan melompat ke depan,” kata Luna.

Secara terpisah, VP Public Affairs and Communications of Huawei Indonesia Ken Qi menegaskan kembali komitmen perusahaan terhadap Indonesia tempat Huawei beroperasi dan berkontribusi selama lebih dari 21 tahun ini.

“Di Indonesia, Huawei telah mengontribusikan solusi-solusi TIK kami di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga menggerakkan transisi menuju sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE). Kami berharap, solusi TIK yang kami kontribusikan turut menguatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan berinvestasi. Solusi-solusi yang kami kontribusikan tersebut juga merupakan bagian dari komitmen panjang kami terhadap transformasi digital Indonesia secara menyeluruh,” kata Ken.

“Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Pemerintah Indonesia yang memiliki visi yang jauh ke depan, arah yang jelas serta tekad pembangunan manusia untuk menyiapkan pertumbuhan yang semakin berkembang pesat. Komitmen Huawei untuk membina 100.000 talenta digital Indonesia hingga tahun 2024 merupakan bukti bahwa kita dapat bersama-sama mencapai visi besar Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global pada tahun 2030,” imbuh Ken.

Sumber: ATN

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali