Gempita.co, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa miris melihat Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, namun sangat ironis malah mengalami kesulitan untuk mendapatkan minyak goreng.
“Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, ironis kita malah mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng,” kata Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 27/4/22.
Karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di tengah-tengah masyarakat.
Jokowi mengungkapkan dirinya mengikuti dengan seksama dinamika masyarakat mengenai keputusan pelarangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Ia menegaskan keputusan pelarangan tersebut diambil dengan memprioritaskan kebutuhan pokok masyarakat.
“Saya ingin menegaskan bagi pemerintah kebutuhan pokok masyarakat adalah yang utama. Ini prioritas paling tinggi dalam pertimbangan pemerintah dalam membuat setiap keputusan,” ujar Jokowi.
Untuk itu, presiden meminta para pelaku usaha minyak sawit melihat masalah ini dengan lebih baik dan lebih jernih. Ia sebagai presiden tidak mungkin membiarkan masalah kelangkaan minyak goreng terus berlangsung lama sehingga menyulitkan masyarakat pada umumnya.
“Saya minta para pelaku usaha minyak sawit untuk melihat masalah ini dengan lebih baik, dengan lebih jernih. Saya sebagai presiden tak mungkin membiarkan itu terjadi,” ungkap Jokowi.
Apalagi, lanjut Jokowi, sudah 4 bulan kelangkaan minyak goreng terus berlangsung. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini tidak efektif. Kelangkaan minyak goreng masih saja terus terjadi.