Indonesia Peringkat 1 Ekspor Nikel di Dunia

Jakarta, Gempita.co – Indonesia menempati peringkat pertama di dunia sebagai negara pengekspor produk berbasis nikel (stainless steel slab, stainless billet dan stainless steel coil), dengan total ekspor senilai USD1,63 miliar pada tahun 2020.

“World Top Export mencatat tahun 2020, ekspor feronikel mencapai USD4,7 miliar, dan pada periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat sebesar USD5,6 miliar,” kata kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Agus mengungkapkan, saat ini nilai realisasi investasi pabrik (smelter) nikel yang ada di Indonesia sudah menembus USD15,7 miliar.

Hadirnya smelter bijih nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, makin mempertegas langkah Indonesia dalam hilirisasi nikel.

Menperin menjelaskan, PT GNI merupakan industri smelter yang akan menghasilkan feronikel dengan kapasitas produksi mencapai 1,8 juta ton per tahun.

Perusahaan ini memberikan nilai tambah yang tidak sedikit, dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel, nilai tambahnya meningkat sebesar 14 kali lipat. Apabila dari bijih nikel diolah menjadi billet stainless steel, nilai tambahnya meningkat 19 kali lipat.

“Oleh karenanya, dengan penambahan investasi oleh PT GNI ini, program hilirisasi mineral berbasis sumber daya alam di Indonesia bisa semakin cepat pencapaiannya. Hal ini melengkapi lini produksi yang dilakukan oleh pabrik smelter PT Obsidian Stainless Steel di Konawe, Sulawesi Tenggara,” papar Agus.

PT Obsidian Stainless Steel merupakan industri smelter penghasil feronikel dengan kapasitas sebesar 1,2 juta ton per tahun, dan memproduksi billet stainless steel dengan kapasitas 1 juta ton per tahun. Selain itu, terdapat PT Virtue Dragon Nickel Industry, yangjuga merupakan pabrik smelter penghasil feronikel dengan kapasitas mencapai 1 juta ton per tahun.

“PT GNI, PT Obsidian Stainless Steel, PT Virtue Dragon Nickel Industry, merupakan satu group yang telah dan akan menjadi bagian dari rencana besar pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi industri dalam peningkatan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri,” jelas Menperin.

Total investasi dari ketiga industri smelter tersebut mencapai USD8 miliar, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 27 ribu orang. Dari perusahaan yang beroperasi, sudah mampu menyumbang kepada penerimaan negara berupa pajak sebesar Rp1,03 triliun sejak tahun 2019 hingga 2021.

Sumber: ATN

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali