Gempita.co-Kabinet Jokowi akan segera dirombak. Panglima TNI menjadi isu paling hot. Bukan hanya peran Jenderal Andika Perkasa yang sangat sentral, namun terkait dengan kepentingan Jokowi dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Dan, Jokowi 2024 dan beyond, yang sangat krusial bagi NKRI.
Jokowi tentu menghitung rapi. Khusus masa depan TNI, Letjen Dudung Abdurachman memberikan cercah harapan nasionalisme di TNI yang tak diragukan. Maka masa Andika dan Hadi adalah masa transisi ke 2024-2029.
Berikutnya, Menkominfo menjadi target untuk hilang dari peredaran karena tidak maksimal mendukung penanganan Covid-19. Karena Johnny G Plate terjebak oleh birokrasi dibawahnya yang masih besar sisa PKS-nya. Tak bisa bekerja efektif. Maka perlu orang yang berani.
Demikian pula isu hot terkait Mahfud MD yang masih sempet nonton film di tengah pandemic tertawa-tawa. Ini menjadi sorotan Jokowi. Termasuk di sini tentu LBP – yang baru saja dihina oleh Bupati Banjarnegara bekas bos bandar narkoba- juga menjadi sorotan posisi sentralnya.
Tak kalah menariknya adalah zig-zag kepentingan masuknya PAN. PAN sejak disingkirkannya Amien Rais, menjadi partai nasionalis yang rasional. Maka pilihan mendukung Jokowi adalah tepat, yang menguatkan pemerintahan Jokowi-Amin.
Kader sekelas Walikota Bogor Bima Arya layak menggeser Menteri Plate yang gagal memanfaatkan komunikasi untuk negeri. Catatan Bima Arya sungguh cocok untuk Jokowi. Di PAN pada Pilpres 2019, dia bersebarangan dengan garis PAN, mendukung Jokowi – dengan risiko politik dibuang PAN. Pun dia berani bersikap menyelesaikan Gereja Yasmin, yang akibatnya dihajar kadrun. Bima Arya tetap tegar.
Terakhir dia berani melawan FPI, bahkan dorongannya menghasilkan 4 tahun bui buat pentolan teroris FPI Muhammad Rizieq Shihab. Ini keberanian luar biasa: tidak seperti Plate dan juga Mahfud MD yang sampai saat ini gagal menyelesaikan penyerobotan tanah PTPN VIII oleh FPI.
Yang paling menarik, namun didiamkan oleh Adian Naitupulu karena berkawan dekat, Erick Thohir. Erick Thohir yang memiliki kekuatan jaringan bisnis dan konglomerasi mengecilkan Jokowi. Caranya, Jokowi mengangkat Menkes teman Erick, yang tidak profesional soal E-katalog pengadaan barang di Kemenkes.
Kasus ET malah lebih parah. Koruptor Izedrik Emir Moeis dijadikan komisaris PT Pupuk. Kegilaan kayak nggak ada orang yang lebih baik dari koruptor. Karena kekuatan ET, Jokowi pun tidak berani berbuat apa-apa terhadap ET.
Nah, secara pendek reshuffle kabinet Jokowi paling dekat ini akan sangat menarik, termasuk Menteri Perdagangan, juga menjadi sorotan. Soal menteri yang berprestasi juga ada, Menteri Agama. Menteri Dalam Negeri adem ayem. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga menjadi sorotan terkait Harun Masiku, misalnya. Namun tetap on the track.