Jadi Garda Depan Keselamatan Pelayaran, Peran Syahbandar di Pelabuhan Perikanan Diperkuat

Foto:dok.Humas Ditjen Perikanan Tangkap

Jakarta, Gempita.co – Terbitnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan di Bidang Kelautan dan Perikanan membawa banyak dampak positif. Salah satu diantaranya penguatan peran syahbandar di pelabuhan perikanan yang menjadi garda depan keselamatan dan keamanan pelayaran.

“Tugas dan fungsi syahbandar di pelabuhan perikanan sangat penting dalam bertanggung jawab mengeluarkan administrasi bagi kapal perikanan. Mereka harus memastikan keamanan dan keselamatan operasional bagi kapal perikanan,” jelas Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Muhammad Zaini dalam keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Selasa (9/3/2021).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menurut Zaini, Syahbandar di pelabuhan perikanan memiliki wewenang untuk mengeluarkan persetujuan berlayar (PB) apabila kapal perikanan telah memenuhi syarat laik laut, laik tangkap dan laik simpan. Adanya PB juga merupakan salah satu cara dalam pengendalian sumber daya ikan untuk pencegahan aktivitas illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUUF).

“Syahbandar di pelabuhan perikanan juga berperan penting dalam perlindungan awak kapal perikanan melalui mengawal penerbitan perjanjian kerja laut (PKL) antara awak kapal perikanan dengan pemilik kapal perikanan. Ini penting agar hak dan kewajiban awak kapal perikanan dapat terpenuhi sebelum, saat dan setelah melaut melakukan aktivitas perikanan termasuk di dalamnya jaminan sosial dan asuransi,” paparnya.

Zaini mengatakan, saat ini jumlah syahbandar di pelabuhan perikanan di Indonesia sebanyak 114 orang yang ditempatkan di 121 pelabuhan perikanan. Jumlah ini masih minim apabila dibandingkan jumlah pelabuhan perikanan di Indonesia yang mencapai 538 lokasi (Kepmen KP Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasonal).

“Tahun 2021 akan ada penambahan syahbandar di pelabuhan perikanan. Ada 34 orang yang akan ditetapkan dan diangkat oleh Kementerian Perhubungan sesuai UU 17/2008 tentang Pelayaran. Selain itu juga terdapat 35 orang calon syahbandar di pelabuhan perikanan yang akan mengikuti diklat di Kementerian Perhubungan,” terangnya.

Foto:dok.Humas Ditjen Perikanan Tangkap

Penambahan personel kesyahbandaran perikanan sejalan dengan amanat UU 11/2020 dan PP 27/2021 untuk memberikan pelayanan kesyahbandaran perikanan. Pada tahap awal, KKP menargetkan 260 pelabuhan perikanan memiliki petugas syahbandar di pelabuhan perikanan. Dengan kapasitas yang ada saat ini, syahbandar di pelabuhan perikanan yang dibutuhkan mencapai 146 orang.

“Ini akan menjadi catatan kita, apalagi pak Menteri sudah menargetkan PNBP perikanan tangkap dapat lebih optimal dengan mekanisme pasca produksi. Tentu saja syahbandar di pelabuhan perikanan akan banyak berperan di pelabuhan perikanan,” tandasnya.

Selain mengoptimalkan pelayanan publik di subsektor perikanan tangkap, penguatan peran syahbandar di pelabuhan perikanan ini mendukung program kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang menargetkan PNBP perikanan tangkap naik menjadi Rp12 triliun.

Menteri Trenggono juga meminta agar syahbandar di pelabuhan perikanan dapat mendorong pelaksanan ekspor produk perikanan melalui pemeriksaan sertifikasi ikan hasil tangkapan. Tak hanya itu, tapi juga memantau aktivitas perikanan di pelabuhan perikanan seperti kegiatan perbaikan, percobaan berlayar, bongkar muat serta mengatur kedatangan maupun penempatan kapal perikanan dalam wilayah kerja operasional pelabuhan perikanan (WKOPP)

Sumber: Humas Ditjen Perikanan Tangkap

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali