Jelang Lockdown, Warga Berbondong-bondong Tingggalkan London

London, Gempita.co – Perdana Menteri Boris Johnson Sabtu (19/12) mengumumkan ia meningkatkan kewaspadaan virus di kawasan itu ke level empat.

Pengumuman itu disambut jutaan orang terpaksa membatalkan perayaan Natal bersama dan toko-toko di London dan sebagian besar Inggris selatan ditutup.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock hari Minggu (20/12) mengatakan, para pelaku perjalanan yang bergegas meninggalkan London menjelang pemberlakuan pembatasan baru virus corona “berperilaku sangat tidak bertanggung jawab”.

“Ini benar-benar perilaku yang sangat tidak bertanggung jawab. Para pejabat medis dengan sangat jelas mengatakan, orang harus membongkar kembali koper (membatalkan kepergian) mereka kalau mereka sudah mengepaknya (merencanakan keluar dari Inggris),” kata Hancock.

Pembatasan baru itu diumumkan Sabtu sore setelah virus yang bermutasi meningkat daya penularannya dan menyebabkan lonjakan tajam infeksi virus.

Pembatasan itu telah memaksa jutaan orang di seluruh London dan sebagian besar kawasan Inggris selatan membatalkan rencana Natal mereka sementara pemerintah meningkatkan kewaspadaan ke tingkat empat di kawasan itu.

Penduduk London melampiaskan kekecewaan mereka terhadap pengumuman pemerintah itu. “Mereka seharusnya mengatasi ini. Hanya beberapa hari menjelang Natal, mereka melakukan hal ini, keterlaluan. Ini sama sekali tidak dikelola dengan baik.”

Meski demikian Hancock mengatakan sebagian besar warga sudah mematuhi peraturan sejak pandemi dimulai.

Pemimpin oposisi di Parlemen Inggris, Keir Starmer mengecam pendekatan pemerintah dan menyebutnya tidak tegas.

Virus kerap bermutasi dan ilmuwan telah menemukan ribuan mutasi yang berbeda dari sampel-sampel virus penyebab COVID-19.

Tapi banyak dari mutasi ini tidak berpengaruh pada cara virus itu menyebar atau meningkatkan keparahan gejala COVID 19.

Direktur Program Darurat Kesehatan WHO, Mike Ryan, Senin lalu (14/12) mengatakan WHO mengetahui jenis baru COVID-19 yang muncul di Inggris namun tidak ada bukti virus itu bereaksi berbeda dari jenis-jenis virus yang ada.

“Kita mengetahui jenis gen ini yang dilaporkan ditemukan pada 1.000 orang di Inggris . Pihak berwenang sedang mendalaminya. Kita sudah melihat banyak jenis virus tapi virus ini berkembang dan berubah sejalan dengan waktu.”

Ryan menambahkan ia yakin ilmuwan Inggris akan mampu memahami jenis virus ini dan ciri-cirinya.

Namun hari Minggu, cabang WHO di Eropa menghimbau anggotanya di Eropa agar meningkatkan upaya menghadapi jenis virus baru yang beredar di Inggris.

Sumber: VoA

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali