Jika Kapasitas RS COVID-19 Melebihi 60 Persen, Menkes Terawan Siap Terjunkan ini

Untuk kasus suspek, kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, istilah yang digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Orang Tanpa Gejala (OTG)/foto: net

Jakarta, Gempita.co-Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto mengatakan jika kapasitas rumah sakit penuh maka hal ini dikhawatirkan justru akan membahayakan keselamatan pasien

WowKeren – Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyebutkan jika pihaknya telah membentuk tim khusus task force. Tim ini akan diterjunkan manakala kapasitas rumah sakit rujukan pasien COVID-19 di daerah melebihi 60 persen.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Terawan mengatakan, tim ini akan bekerja selama 24 jam. Sebab, jika kapasitas rumah sakit penuh maka hal ini dikhawatirkan justru akan membahayakan keselamatan pasien. Tim ini akan diterjunkan di sejumlah wilayah.

“DKI, Jateng, Jabar, termasuk Depok, Bekasi kami turunkan task force,” kata Wiku saat Rapat dengan Komisi IX DPR RI Jakarta, Selasa (17/11). “Mereka bekerja 24 jam, jangan sampai ada timbunan pasien. Bahaya untuk keselamatan pasien.”

Secara nasional, Indonesia mencatat kasus aktif sebanyak 59 ribu atau sekitar 12,27 persen dari total kasus positif sejak pandemi ini menyebar. Yang mana, angka ini jauh lebih baik dari rerata dunia. “Kasus dunia 28,04 persen kita masih jauh lebih baik,” tegasnya.

Begitu juga dengan angka sembuh, Indonesia masih lebih baik dari dunia. Kasus sembuh di Indonesia tercatat mencapai 84,02 persen. Sementara angka kesembuhan di dunia berada di level 69,56 persen.

Sedangkan angka kematian masih terus bertambah namun sudah mengalami penurunan. Angka kematian di Indonesia mengalami penurunan dari yang sebelumnya lebih dari 9 persen kini hanya di kisaran 3,25 persen.

“Diharapkan angka terus turun,” lanjut Terawan. “Sehingga harapan ke depan menjadi kecil kalau bisa sama dengan dunia atau lebih kecil.”

Sementara itu, pandemi COVID-19 di Indonesia masih belum diketahui kapan akan berakhir. Meski sudah 8 bulan lebih berlangsung namun hingga kini pandemi di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda akan menuju ke puncak. Terlebih lagi gelombang kedua.

Penambahan kasus positif di Tanah Air sendiri masih bersifat fluktuatif. IDI menilai jika situasi perkembangan kasus corona di Indonesia sangat dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali