Jokowi Berharap BPPT Menjadi Lembaga Akuisisi Teknologi

Jokowi memberikan keterangan Pers terkait Undang-Undang Cipta Kerja, Istana Bogor, 9 Oktober 2020. (Tangkapan layar Youtube Setpres RI)

Jakarta, Gempita.co – Indonesia punya sumber daya alam berlimpah, namun
belum mampu membangun sebuah teknologi yang canggih.

Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia harus mulai untuk tidak hanya membeli proyek jadi atau turn key.

Bacaan Lainnya

“Ini penting sekali, ini sering kita hanya terima kunci, terima jadi. Akhirnya berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu. Jadi jangan sekedar membeli mesin jadi, sekaligus bersama seluruh ahlinya,” ungkapnya dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tahun 2021 di Istana Negara, Senin (8/3).

Ia menekankan BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi. Caranya, yaitu bekerja sama dengan negara-negara maju untuk memproduksi teknologi di Indonesia. Kerja sama itu harus melibatkan pakar teknologi dan peneliti di Tanah Air, sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan dan pengalaman.

“Sekarang ini teknologi berjalan sangat cepat sekali dan teknologi yang kita butuhkan untuk pemulihan ekonomi nasional mungkin saja belum diproduksi di dalam negeri. Jadi strategi akuisisi teknologi dari luar negeri menjadi kunci percepatan pembangunan ekonomi kita,” paparnya.

Presiden mencontohkan, pada masa pandemi COVID-19 banyak inovasi-inovasi di bidang kesehatan yang ditemukan oleh peneliti di Indonesia, seperti salah satunya teknologi pemeriksaan awal untuk melacak kasus positif COVID-19, yakni GeNose. Menurutnya, temuan inovasi seperti ini harus terus dikembangkana gar Indonesia tidak bergantung pada alat kesehatan impor yang cenderung mahal.

Lanjutnya, Jokowi ingin BPPT menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Apalagi, saat ini dunia memasuki era artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, siapapun yang bisa menguasai era tersebut, akan berpotensi menguasai dunia.

Untuk itu, dia meminta BPPT untuk mensinergikan talenta-talenta Tanah Air di bidang teknologi mulai dari diaspora, peneliti universitas, start-up teknologi, dan anak muda yang militan untuk berkontribusi menciptakan sebuah teknologi canggih di masa depan.

“Bangun mesin AI induk, yang bisa memfasilitasi gotong-royong antarinovator dan peneliti, memfasilitasi kecerdasan komputer dan kecerdasan manusia untuk mendukung keunggulan ekonomi yang tidak konvensional dan sekaligus efektif,” katanya.

Sumber: VoA

Pos terkait