Jokowi Marahi Terawan: Masak Anggaran Baru Keluar 1,53 Persen?

Dalam rapat berssama Komisi IX DPR, Terawan menjelaskan adanya lima hal yang menjadi rintangan pemerintah dalam menangani wabah corona saat ini.(Foto: Warko.co.id)

Jakarta, Gempita.co – Presiden Jokowi memberi peringatan keras kepada para pembantunya yang dinilai lambat dalam menangani wabah Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.

Jokowi mengeluh, belanja kementerian yang belum maksimal. Padahal, situasi saat ini darurat. Akibatnya, jumlah uang beredar mandek. Konsumsi masyarakat seret.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Saya lihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya karena uang beredar akan semakin banyak, konsumsi masyarakat nanti akan naik,” tegasnya dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020). Rekaman sidang itu baru diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Jokowi pun menyentil Kementerian Kesehatan yang diamanatkan anggaran Rp75 triliun. Namun, yang dibelanjakan baru 1,53 persen.

Dengan tegas, Jokowi pun langsung meminta kementerian yang dipimpin Terawan Agus Putranto itu untuk segera mengeluarkan anggaran dengan penggunaan yang tepat sasaran. Apalagi, belakangan juga muncul keluhan soal pembayaran tunjangan untuk tenaga kesehatan, pejuang Covid-19 di garda terdepan.

“Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialis, tenaga medis, segera keluarkan. Belanja-belanja untuk peralatan segera dikeluarkan. Ini sudah disediakan Rp70-an triliun, coba. Uang beredar di masyarakat, jadinya ke-rem ke situ semua,” paparnya dengan nada jengkel.

Jokowi juga menyoroti soal bantuan sosial atau bansos untuk masyarakat yang belum mencapai 100 persen. “Bansos yang ditunggu masyarakat, segera keluarkan. Kalau ada masalah lakukan tindakan-tindakan lapangan. Meskipun sudah lumayan, tapi baru lumayan. Ini extraordinary. Harusnya 100 persen,” kritiknya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali