Papua, Gempita.co-Kontingen Papua sukses menambah tiga medali emas pada cabang olah raga judo tuna netra di Peparnas XVI Papua 2021. Keperkasaan atlet judo tuan rumah itu dibuktikan dalam pertandingan yang berlangsung di GOR Trikora, Abepura, Papua, Rabu (10/11).
Ketiga medali emas Papua dari judo tuna netra diperaembahkan oleh Tri Setyani di kelas -57 kg putri setelah di final mengalahkan Petri Maryati dari Jawa Barat.
Medali emas kedua tuan rumah direbut oleh Nurul Fadillah di kelas -63 kg putri usai menang atas Ella Grecia dari Kepulauan Riau.
Partai final antar sesama judoka Papua terjadi pada final kelas -73 putra antara Saul Nicodemus Yandewoa melawan Arianto.
Meski bertanding melawan rekan sendiri, namun laga “All Papua Final” berlangsung seru. Kedua judoka Bumi Cendrawasih itu tampil ngotot dan bersemangat untuk meraih kemenangan. Hasilnya saul menang “ippon” atau mendapat skor tertinggi atas Arianto.
“Saya mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih atas dukungan orang tua dan suporter yang hadir di sini. Kemenangan ini adalah bukti kemurahan hati Tuhan kepada saya,” ucap Saul.
Meski menghadapi rekan sendiri, namun kedua judoka Papua itu bertarung habis-habisan untuk menang. “Saya dan Arianto merupakan teman dekat. Selama di pelatda kami latihan bersama, Arianto juga adalah teman sekamar saya. Namun ketika tanding tadi, kami bemain secara profesional untuk meraih kemenangan,” tandas Saul.
“Ketika final tadi untuk sementara teman menjadi lawan,” tegas Saul.
Tambahan tiga emas hari ini menjadikan Papua mengolekasi total enam medali emas judo tuna netra. Prestasi itu melebihi lima medali emas yang ditargetkan oleh kontingen tuan rumah. Papua masih bisa menambah koleksi emas di judo tuna netra karena masih ada sejumlah judoka mereka yg akan tampil di beberapa nomor lagi.
Cabor judo tuna netra di Peparnas 2021 diikuti 13 provinsi. Persaingan ketat ditunjukan oleh semua peserta dalam setiap nomor pertandingan.
“Banyak kejutan terjadi sepanjang judo ini dimana provinsi yang sebelumnya tidak diperhitungkan seperti Kalimantan Selatan, Jambi dan Bali justru bisa membuat kejutan,” jelas Dimas Aribowo, technical delegate judo tuna netra.
“Selain persaingan ketat antar provinsi, kualitas pertandingan juga meningkat. Banyak atlet yang memainkan teknik bantingan yang sangat bagus,” tambah Dimas.