Ottawa, Gempita.co – Suhu panas ekstrem memicu kematian puluhan orang di Kanada.
Kepolisian British Columbia mengaku telah merespons lebih dari 60 kematian mendadak sejak Senin kemarin, banyak di antaranya adalah orang lanjut usia.
Polisi mengatakan, gelombang panas di kawasan berkontribusi terhadap puluhan kematian tersebut.
Temperatur udara di Lytton, British Columbia, sempat mencapai 47,9 derajat Celcius pada Senin kemarin, naik dari 46,6 pada satu hari sebelumnya. Sebelum gelombang panas ini menerjang, suhu udara di Kanada tidak pernah melewati 45 derajat Celcius.
“Tolong cek anggota keluarga, tetangga, atau orang lanjut usia yang Anda kenal,” kata Mike Kalanj dari Kepolisian Berkuda Kanada di Burnaby, Vancouver.
“Cuaca ini berbahaya bagi sebagian masyarakat kita, terutama lansia dan mereka yang memiliki penyakit bawaan. Merupakan hal penting bagi kita semua untuk saling memeriksa dan membantu di tengah cuaca ekstrem ini,” jelasnya sebagaimana dilaporkan BBC pada Rabu (30/6/2021).
Di Burnaby, polisi telah merespons 25 kasus “kematian mendadak,” banyak di antara mereka adalah pensiunan.
Paramedis di British Columbia juga telah merespons 107 panggilan terkait kelelahan dan 32 mengenai serangan udara panas pada hari Minggu kemarin.
Meghan Fandrich, seorang warga di desa Lytton, mengatakan kepada media Globe & Mail bahwa pergi ke luar rumah merupakan sesuatu yang “hampir mustahil” dilakukan di tengah gelombang panas.
“Situasinya tidak dapat ditoleransi lagi,” ungkap dia, yang mengirim anak perempuannya untuk tinggal sementara di rumah saudara yang temperatur udaranya lebih dingin dari Lytton.
“Kami sebisa mungkin berada di dalam rumah. Kami sebenarnya terbiasa dengan panas, tapi 30 (derajat Celcius) tentu sangat berbeda dengan 47,” sambung Fandrich.
Sumber: ATN