Jakarta, Gempita.co- Kabar baik. Setelah dianalisa ternyata kasus aktif Covid-19 di Jakarta mulai berkurang dalam tiga hari terakhir.
Alhasil, kasus aktif yang sempat mencapai 100 ribu lebih, kini turun menjadi 88.610.
Kasus aktif Covid-19 ( orang yang masih dirawat/isolasi) menjadi sorotan Anies pada pekan lalu. Menurut dia, jika tembus 100 ribu kasus aktif di DKI, maka 40 ribu orang di antaranya butuh perawatan. Fasilitas kesehatan harus disiapkan.
Pertama kali kasus aktif Covid-19 menembus angka 100 ribu terjadi pada Rabu (7/7). Mengutip siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta, ketika itu terdapat 100.062 kasus aktif. Rumah sakit pun kewalahan.
Pada Kamis (8/7), kasus aktif bertambah lagi 2.020 sehingga menjadi 102.082. Ini adalah rekor tertinggi kasus aktif di Jakarta karena tiga hari setelahnya kasus aktif terus turun.
Pada Jumat (9/7), kasus aktif berkurang 1.940 sehingga menjadi 100.142. Lalu pada Sabtu (10/7), kasus aktif berkurang 4.057 sehingga menjadi 96.085.
Sedangkan Minggu (11/7), kasus aktif berkurang 7.475. “Sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 88.610,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dalam siaran persnya.
Berkurangnya kasus aktif hingga 7.475 ini justru terjadi saat DKI Jakarta memecahkan rekor kasus harian dengan 13.133 kasus baru. Lonjakan kasus yang tinggi disertai penurunan kasus aktif yang signifikan ini terjadi karena jumlah pasien sembuh terus naik.
Total orang yang dinyatakan pulih dari Covid-19 di DKI Jakarta pada Sabtu (10/7) adalah 543.867 orang. Sedangkan Ahad (11/7), tercatat 564.437 orang sembuh. Artinya, bertambah 20.570 orang yang sembuh dalam sehari saja.
Anies mengamini bahwa kesembuhan pasien Covid-19 di Jakarta terus naik. “Mudah-mudahan jumlah angka yang sembuh makin banyak, karena dua hari terakhir jumlah yang sembuh makin tinggi,” kata dia di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (11/7).
Meski demikian, penurunan kasus aktif turut disumbang oleh naiknya angka kematian. Pada Sabtu, total pasien Covid-19 yang meninggal ada 9.357. Sedangkan Ahad, menjadi 9.395 kasus meninggal. Artinya bertambah 38 orang yang menghembuskan nafas terakhirnya karena Covid-19 dalam sehari.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jauh-jauh hari mempersiapkan enam skenario jika Covid-19 terus meledak. Skenario tersebut akan Anies lakukan jika kasus aktif tembus 100 ribu.
Kasus aktif di Jakarta tembus 100 ribu pada 7 Juli 2021. Kasus aktif di atas 100 ribu bahkan terus bertahan pada 8 dan 9 Juli. Adapun pada 10 Juli, kasus aktif turun menjadi 96.085.
Anies sebelumnya memprediksi bahwa kasus aktif Covid-19 akan mencapai 100 ribu pada tanggal 6 – 11 Juli. Ia juga menyebut bahwa akan ada 40 ribu orang butuh perawatan saat kasus aktif tembus 100 ribu.
Inilah enam skenario dan solusi tersebut. Pertama, rumah sakit kelas A dikhususkan sepenuhnya untuk ruang ICU pasien Covid-19. Kedua, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang-berat.
Ketiga, rumah susun (rusun) diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan. Anies mengatakan, tempat isolasi terkendali yang sudah digunakan adalah Rusun Nagrak, Ragunan, dan TMII.
Ketiga tempat itu berkapasitas 3.060 pasien dan pada 2 Juli sudah terisi 1.863 pasien. “Di luar tiga lokasi tersebut, sedang disiapkan 28 lokasi baru, termasuk Rusun Pasar Rumput. Total tambahannya 6.534 tempat tidur isolasi,” kata Anies saat meninjau vaksi di kawasan Kemayoran, Jakpus, Minggu (11/7).
Kini, Pemprov DKI juga sedang mengkaji penggunaan Rusun Daan Mogot dan Pulogebang sebagai tempat isolasi terkendali. Jika digunakan, kedua rusun itu diperkirakan bisa menampung 3.000 pasien.
Keempat, mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis. Pengelolaannya diusulkan dalam satu manajemen dengan RSDC Wisma Atlet.
“JI-Expo Kemayoran nanti akan dipakai. Bisa menampung 24.000 orang di situ,” ucap Anies.
Kelima, memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi. Termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta. Keenam, memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan, dan obat-obatan.