Gempita.co- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga Ibu Kota tetap waspada terhadap ancaman ledakan Covid-19 di Jakarta yang saat ini mulai melandai setelah dihantam ledakan gelombang kedua sejak dua bulan lalu.
Politisi Gerindra itu meminta masyarakat tetap patuh pada penerapan protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah, mengingat ancaman ledakan wabah ini masih berpotensi terjadi.
Sebab, sejumlah varian baru telah ditemukan di Jakarta seperti varian Delta dan Kappa dari India yang penularannya disebut-sebut jauh lebih cepat ketimbang varian awal.
“Tentu kita tidak boleh puas diri, tetap protokol kesehatan, tetap berada di rumah, laksanakan 5M,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (30/7/2021).
Ledakan wabah corona pada gelombang kedua ini memang sudah berhasil dikendalikan pemerintah setelah sebelumnya Gubernur Anies Baswedan dan jajarannya nyaris kelimpungan membendung laju penularan wabah itu.
Sebanyak 140 rumah sakit rujukan di Jakarta yang disediakan hampir kolaps dengan tingkat keterisian sampai 95 persen. Itu sebabnya banyak pasien penyakit menular ini bahkan tak dapat ruang perawatan di rumah sakit. Selaras, angka pemakaman dengan mengunakan protokol khusus Covid-19 di DKI saat ledakan kedua terjadi juga meroket naik.
Saat ini keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di ruang isolasi 140 rumah sakit rujukan di Jakarta turun menjadi 62 persen. Kondisi keterisian tempat tidur dua pekan sebelumnya adalah 95 persen.
Tidak hanya terjadi penurunan di ruang isolasi, keterisian tempat tidur di ruang Intensive Care Unit (ICU) juga mengalami penurunan drastis mencapai 80 persen setelah sebelumnya kondisi ICU juga nyaris penuh dari pasien Covid-19 dengan persentase kebersihan di atas 90 persen.
Selain itu, lanjut Ariza, peralatan medis seperti tabung oksigen yang sempat mengalami kelangkaan juga kini ketersediaannya melimpah. Begitu juga obat-obatan dan vitamin yang juga sebelumnya sempat krisis, stoknya kini kembali melimpah.
“Kami berharap, peti mati, TPU, ruang isolasi dan lainnya itu tidak terpakai. Sehingga dapat menunjukkan penurunan Covid-19 yang signifikan,” katanya lagi.
Sebagai perbandingan, kasus harian Covid-19 di Jakarta sejak ledakan kedua mengalami peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, jumlah kasus harian bergerak dari angka 3.000 sehari naik hingga 14.000 per hari. Dua minggu lalu angka itu stagnan di 12.000 sehari.
Dengan berbagai kebijakan yang ditempuh mulai dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga PPKM Level yang sedang berlangsung saat ini, jumlah kasus harian itu berhasil di tekan. Dari belasan ribu kasus perhari, kini kembali melandai, kasus harian sekarang ini berkisar dari 2.000 hingga 5.000 kasus sehari.
Melandainya kasus Covid-19 di Jakarta juga dikonfirmasi dari turunnya angka positif atau positivity rate di Jakarta yang terus merosot setiap harinya.
Positivity rate menjadi salah satu tolak ukur penanganan Covid-19, semakin tinggi angkanya tentu kondisi penyebaran wabah itu semakin mengkhawatirkan. Adapun standar aman positivity rate dalam rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah 5 persen.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat persentase positivity rate di ibu kota selama sepekan terakhir sebesar 19,1 persen.
Berpatokan pada standar WHO, angka ini tergolong masih sangat tinggi namun merosot jauh jika dibandingkan dengan kondisi sepanjang bulan lalu di mana positivity rate di Jakarta sebesar 45 persen.
“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 19,1 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 15,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia kepada wartawan, Jakarta, Kamis (29/7/2021) kemarin.