Kasus Covid Singapura Perlu Diwaspadai, Jangan Berimbas Jadi Gelombang Ketiga di Indonesia

Gempita
Gempita.co berita terkini hari ini

Gelombang Ketiga di Indonesia
Jakarta, Gempita.co – Pemerintah diminta anggota DPR RI Mulyanto waspada terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Singapura.

“Kalau kita tidak waspada, dikhawatirkan muncul gelombang ketiga Covid-19 menerpa negara kita,” kata Mulyanto, Minggu (26/9/2021).

Bacaan Lainnya

Jumlah kasus positif harian di Singapura sebesar 800-an kasus baru. Indonesia masih di angka 3.200 an kasus baru per hari.

Namun bila dibandingkan secara populasi, maka kasus positif harian per satu juta penduduk Singapura sebesar 148. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang hanya sebesar 12 orang per satu juta penduduk.

“Kalau ditelusuri, parameter yang lemah di Singapura adalah laju reproduksi yang sebesar 1,81. Sementara Indonesia hanya sepertiganya yakni sebesar 0.6,” jelas Mulyanto. Lebih jauh, dia mengungkapkan, laju reproduksi ini merepresentasikan jumlah rata-rata kasus terinfeksi baru yang disebabkan oleh satu kasus infeksi individual.

Dimana, terang dia, bila laju reproduksi lebih besar dari 1, maka infeksi dapat menyebar dalam populasi.  Namun bila angka laju reproduksi ini lebih kecil dari 1, maka jumlah kasus yang terjadi dalam populasi yang bersangkutan secara gradual akan menurun menuju nol. “Dengan angka laju reproduksi mendekati dua, maka diperkirakan penyebaran dan peningkatan kasus baru di Singapura masih akan terjadi,” tuturnya.

Selain itu, penyebab lonjakan kasus baru di Singapura diperkirakan adalah karena longgarnya pembatasan sosial, pembukaan penutupan sekolah, kantor, wisata, dll. Indeks komposit pembatasan sosial ini di Indonesia nilainya adalah sebesar 69 persen.  Sementara singapura sangat longgar, hanya sebesar 53 persen.

“Menilik kasus Singapura ini mengingat negeri Singa itu adalah negara tetangga dengan kemampuan 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi jauh di atas Indonesia.  Pemerintah tidak mengendorkan program pembatasan mobilitas masyarakat. Apalagi tingkat vaksinasi kita baru mencapai 28 persen,” tukasnya seperti dilansir Dari laman RRI.co.id.

Pos terkait