Jakarta, Gempita.co – Hingga tahun 2022 pemerintah Australia menegaskan kembali untuk tidak membuka akses perjalanan internasionalnya.
Melansir dari lonelyplanet, Senin (10/5/2021), Menteri Keuangan Australia Simon Birmingham mengatakan kepada The Australian bahwa negara itu tidak akan dibuka hingga awal tahun depan.
Hal itu disebabkan oleh ketidakpastian dalam kecepatan peluncuran vaksin, sejauh mana efektivitas vaksin pada varian Covid-19 yang berbeda, serta durasi umur panjang keefektifannya.
Berbicara kepada Sky News, Simon menegaskan kembali kemungkinan bahwa perbatasan akan tetap ditutup untuk beberapa waktu karena ketidakpastian global.
“Warga Australia tidak ingin kami membuka kembali perbatasan dan berisiko masuknya Covid-19 ke negara ini, dan berisiko kehilangan nyawa, kerusakan ekonomi, dan kehilangan pekerjaan di seluruh Australia,” katanya.
Sebelumnya, Simon mengatakan turunnya anggaran federal. Ia mengatakan Australia menikmati tingkat kepercayaan bisnis dan konsumen yang tinggi, hal itu didukung oleh kerapuhan negara tersebut.
Keputusan tersebut tentu akan menjadi pukulan bagi industri perjalanan internasional. Maskapai berbendera Australia Qantas mengumumkan pada Februari bahwa berencana melakukan penerbangan internasional ke Australia pada akhir Oktober. Namun, ketika pengumuman dibuat, pelanggan dijanjikan pengembalian uang penuh, perubahan tanggal, atau voucher perjalanan gratis jika rencana mereka terganggu oleh perpanjangan penutupan perbatasan.
Warga Australia sudah dapat melakukan perjalanan ke Selandia Baru sejak penerapan Travel Bubble. Namun, perjalanan bebas karantina dari New South Wales ke Selandia Baru telah ditangguhkan selama 48 jam dari pukul 11.59 AEST pada 6 Mei menyusul deteksi dua kasus Covid-19 baru di komunitas di Sidney.
Travel bubble trans-Tasman diluncurkan pada 19 April untuk memungkinkan perjalanan bebas karantina antara Australia dan Selandia Baru.
Selandia Baru akan mencabut atau memperpanjang pembatasan ketika periode penangguhan berakhir, tergantung bagaimana situasinya berkembang.
Sumber: Asiatoday