Kelima Kalinya di November, Indonesia Catat Lonjakan Kasus COVID-19 Lebih dari 5.000

Ilustrasi isolasi mandiri - Foto: Istimewa

Jakarta, Gempita.co-Satgas COVID-19 Nasional mengklaim pada Sabtu, 28 November 2020, bahwa persiapan jaringan distribusi vaksin virus corona hampir selesai, seiring lonjakan kasus baru yang terus berlanjut.

Indonesia menambahkan 5.418 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kasus yang dikonfirmasi menjadi 527.999 per Sabtu. Ini untuk kelima kalinya dalam bulan November ini jumlah kasus harian telah melebihi 5.000.

Rata-rata tujuh hari kasus baru telah memecahkan rekor untuk hari keenam berturut-turut saat ini. Jumlah total kasus aktif terus menetapkan ketinggian baru, berdiri di lebih dari 69.300 pada Sabtu.

Virus itu telah menewaskan 16.646 orang sejak wabah dimulai di negara ini.

Ketika vaksin yang efektif dianggap sebagai pengubah permainan dalam upaya negara untuk memperlambat transmisi, di sisi lain juga menghadapi tugas berat untuk membangun sistem untuk mendistribusikan vaksin pada suhu rendah, yang dikenal sebagai “Rantai Dingin (Cold Chain)” ke seluruh wilayah negara kepulauan terbesar di dunia ini.

Namun, Satgas mengatakan bahwa sebagian besar Cold Chain telah ada.

“Persiapan Cold Chain sudah mencapai 97 persen di seluruh Indonesia,” kata juru bicara satgas COVID-19 Nasional Wiku Adisasmito dalam video conference, melansir Jakarta Globe.

Negara ini telah mengindikasikan bahwa tidak mungkin untuk mendapatkan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi multinasional Amerika Pfizer yang bermitra dengan perusahaan bioteknologi Jerman Biopharmacies New Technologies (BioNTech), karena vaksin harus disimpan pada suhu minus 70 derajat C.

Wiku mengatakan satgas sedang menyelesaikan daftar prioritas provinsi untuk menerima vaksin pada gelombang pertama, tergantung pada beban kasus mereka sebanding dengan ukuran populasi.

Provinsi yang Terkena Dampak Terburuk

Jakarta adalah wilayah terparah yang terkena penyakit sangat menular dengan total 134.331 kasus, termasuk 2.622 kematian pada Sabtu.

Setelah tren penurunan dalam kasus baru selama sekitar tiga minggu, ibu kota mengalami kebangkitan transmisi pada pertengahan bulan November dan sejak itu melaporkan jumlah harian di atas 1.000. Telah terjadi rata-rata 1.026 kasus per hari month to date.

Jawa Tengah mengalami peningkatan kasus tertinggi di antara provinsi-provinsi yang terkena dampak terburuk di pulau Jawa yang paling padat di negara ini. Jawa Tengah menjadi provinsi kedua yang melaporkan hitungan harian empat digit sekitar dua minggu lalu dan telah menambahkan 19.000 kasus baru sejak awal bulan November.

Jawa Tengah memiliki total 52.961 kasus virus yang dikonfirmasi dan 2.267 kematian per Sabtu, keduanya merupakan angka terbesar ketiga di tingkat nasional.

Jawa Tengah mencatat rata-rata 680 kasus per hari, dibandingkan dengan 370 kasus per hari bulan Oktober lalu.

Jawa Barat juga mengalami peningkatan kasus baru jika dibandingkan dengan bulan Oktober lalu, dengan rata-rata 543 kasus per hari pada bulan ini dengan total 51.548 kasus.

Meskipun telah melaporkan beban kasus yang lebih kecil dibanding di tiga provinsi, Jawa Timur tetap berada di urutan kedua dengan total 61.071 kasus, termasuk jumlah kematian tertinggi di negara ini yaitu 4.346 per Sabtu.

Rata-rata tujuh hari kasus baru di Jawa Timur meningkat dalam 10 hari terakhir, dari 298 menjadi 384.

Kalimantan Timur, Riau dan tetangganya, Sumatera Barat, masing-masing telah menambahkan sekitar 5.000 kasus sejak 1 November.

Kalimantan Timur menambahkan 220 kasus baru pada hari Sabtu sehingga totalnya menjadi 19.301.

Riau mencatat 170 kasus baru dengan total 19.766 sementara Sumatera Barat melaporkan 186 infeksi baru sehingga jumlah kasus menjadi 19.676 pada Sabtu.

Ketiga provinsi tersebut telah melampaui Sulawesi Selatan, yang saat ini menduduki peringkat kelima dengan lebih dari 20.000 kasus, dan mereka akan menyusul awal bulan depan jika tren ini terus berlanjut.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali