Kemenag: Biaya Umrah Kemungkinan Bakal Membengkak

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi belum memutuskan menggelar ibadah haji dalam kuota terbatas di tengah pandemic/Foto: net

Jakarta, Gempita co – Jika pelaksanaan umrah dimulai, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief menjelaskan,
kemungkinan bakal ada kenaikan biaya dalam perjalanannya.

Dikatakan, potensi biaya tambahan itu bisa berasal dari pengurangan kapasitas bus, pesawat, hingga hotel, sehingga membutuhkan biaya lebih mahal dari biasanya.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Ya mungkin sekali (ada biaya tambahan). Itu kan biaya tambahan, teman-teman travel, agen travel masih menghitung,” ujar Hilman dikutip dari laman IDN Times, Selasa (12/10/2021).

“Seperti pesawatnya kan nggak boleh rapet duduknya harus berjarak, itu biaya. Hotel yang bisa sekian orang, sekarang terbatas, biaya. Bus-nya yang dulu full 38, 40 orang, sekarang cuma bisa 20 orang, juga biaya. Vaksin juga sama,” ungkapnya.

Terkait vaksin, pemerintah Arab Saudi mensyaratkan bila ingin masuk ke negaranya, sudah menerima dua suntik dosis vaksin dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson&Johson. Bila tidak, harus suntik booster dari salah satu vaksin yang digunakan di Arab Saudi.

Sementara, di Indonesia, vaksin dosis ketiga hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Hilman mengatakan, bila nantinya vaksin booster berbayar, calon jemaah umrah diimbau tidak protes.

“Ya gak boleh protes, masa Anda dapat tiga kali gratis ada jutaan orang belum divaksin, Anda minta gratis, nuraninya di mana? Anda ingin dapat booster yang ketiga, ada jutaan orang belum divaksin,” ucapnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali