Kepala BNPT Ungkap Alasan Kenapa Gus Miftah Layak Jadi Panutan

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar ketika menerima kunjungan Gus Miftah di Kantor BNPT, Jakarta/bnpt.go.id

Jakarta, Gempita.co – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebut Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah sebagai sosok Dai muda panutan dalam berdakwah.

“Gus Miftah contoh Dai muda yang punya komitmen kebangsaan sangat baik, berdakwah tanpa melupakan nilai-nilai nasionalisme, nilai keindonesiaan,” kata Boy Rafli dilansir dari akun FB Gus Miftah, saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta, Sabtu (4/7/2020) lalu.

Bacaan Lainnya

Menurut Boy, sebagai penceramah yang kerap menyuarakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, mengedepankan Islam yang ramah, Gus Miftah layak menjadi dicontoh, khususnya generasi muda.

“Generasi muda harus memiliki jiwa nasionalisme yang telah diwariskan para alim ulama. Pasalnya, cinta kepada negara merupakan bagian dari iman, dan jati diri anak muda Indonesia yang senantiasa mengedepankan akhlak.

Boy menilai materi dakwah Gus Miftah yang komukatif, dan selalu menyelipkan pesan-pesan nasionalisme menjadi hal penting bahwa semua pihak jangan pernah melupakan keberagaman Indonesia yang merupakan anugerah Allah SWT.

“Ini identitas Indonesia, jadi ke-Indonesia-an ini kan merupakan sebuah kondisi yang harus kita rawat bersama-sama, dimana peran dari ulama merupakan salah satu dalam konteks perspektif keagamaan, bisa memberikan sebuah pencerahan, peningkatan kualitas akhlak, terlebih kecintaan kepada negara ini,” sambung ujar Lulusan Akpol 1988 itu.

Siap Bersinergi

Pada kesempatan itu, Gus Miftah mengucapkan terima kasih atas apresiasi dan dukungan BNPT dalam mengembangkan konsep dakwah yang menjunjung nilai luhur Indonesia. Pihaknya menyatakan siap bersinergi untuk meningkatkan kualitas kebangsaan generasi muda.

“Alhamdulillah sekarang saya mendapat dukungan dari BNPT, kita akan bersinergi dengan visi dan misi yang memiliki kesamaan terkait kebangsaan,” ujarnya.

“Saya selalu mengatakan agama tidak pernah mengajarkan radikalisme, agama tidak mengajarkan terorisme, tetapi banyak oknum-oknum yang menggunakan agama sebagai alat terorisme dan radikalisme. Maka di sinilah kemudian dibutuhkan pemahaman yang benar kepada masyarakat, baik melalui media sosial maupun pengajian-pengajian langsung yang saya lakukan,” tegas sahabat Deddy Corbuzier itu.

Pos terkait