Kerusuhan Anti Lockdown di Belanda Meluas, Pembakaran Sepanjang Jalan-jalan di Den Hagh

Amsterdam, Gempita.co – Polisi anti huru-hara di Belanda kembali bentrok dengan para pengunjuk rasa yang menentang kebijakan jam malam sejak kericuhan dimulai akhir pekan lalu.

Lebih dari 150 orang ditangkap, kata media setempat. Di Rotterdam, kepolisian melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata, setelah perintah darurat yang dikeluarkan wali kota gagal menenangkan para pengunjuk rasa.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Kericuhan dimulai pada akhir pekan lalu saat para pengunjuk rasa menolak aturan pembatasan dalam rangka pengendalian virus corona.

Perdana Menteri (PM) Mark Rutte mengutuk kerusuhan-kerusuhan ini dengan sebutan “kekerasan kejahatan murni”.

Kasus Covid-19 di Belanda tercatat mendekati angka satu juta sejak pertama kali wabah menyebar, dengan jumlah kematian 13.500 jiwa, menurut data dari Universitas Johns Hopkins

Aksi kekerasan terjadi di sejumlah kota pada Senin kemarin. Kepolisian anti huru-hara bentrok dengan para pengunjuk rasa di Amsterdam serta di Rotterdam, Amersfoort dan Geleen.

BBC melaporkan, aksi pembakaran dilakukan di jalan-jalan Den Haag, di mana polisi dengan menggunakan sepeda berusaha menghalau sekelompok orang yang melemparkan batu dan kembang api.

Sejumlah penangkapan terjadi di Amsterdam setelah adanya laporan terjadi pengrusakan yang lebih parah.

Kerusuhan yang terjadi sejak Minggu kemarin digambarkan kepolisian Belanda sebagai kerusuhan terburuk selama empat dekade terakhir.

Polisi menangkap sebanyak 250 orang dari kerusuhan yang terjadi di seluruh wilayah.

Pusat pengujian Covid-19 juga dibakar pada Sabtu malam di desa Urk sebelah utara, kata pihak berwenang.

Polisi menangkap pria berusia 39 tahun di Almere pada Sabtu lalu, karena mengunggah pesan yang mengancam mengenai wartawan online, seperti dilaporkan kantor berita nasional ANP.

Sumber: BBC

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali